Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Bahari Kini...

Kompas.com - 19/03/2015, 07:03 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan tahun lalu, daerah pesisir utara Jakarta pernah menjadi saksi bisu kedatangan para penjelajah laut dunia handal. Mereka datang berbondong-bondong dengan beragam tujuan.

Mulai dari syiar agama, berdagang hingga penjajahan atau ekspansi wilayah kekuasaan. Kisah para pelaut itu dapat dilihat lewat diorama yang dipamerkan Museum Bahari.

"Kami berusaha membuat tata pamer yang layak dan bagus, supaya diminati pengunjung," kata Kepala Museum Kebaharian, Sunarto, kepada Kompas.com di Museum Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (18/3/2015).

Sekarang ini, kata Sunarto, pihak museum melakukan pembenahan dari segi tata letak. Pembenahan itu dibarengi dengan penarikan minat pengunjung sehingga nantinya lebih informatif.

"Tujuan utama museum kan menarik pengunjung. Nanti pengunjung bisa dapat informasi dan lebih teredukasi," katanya.

Pembenahan lainnya juga terlihat di Menara Syah Bandar. Titik nol dari Kota Jakarta ini sudah terlihat molek dan anggun dengan polesan cat barunya.

"Museum itu harus menarik dipandang mata. Kesannya kan selama ini kalau berkunjung ke museum itu tua. Nah kita poles tuh fisik bangunannya, kemarin Menara Syah Bandar dicat, sebelumya kan pada ngelotok catnya," kata Sunarto.

Nantinya Menara Syah Bandar akan ditambah dengan penataan cahaya. Tepat di bawah menara akan dipasang lampu sorot yang akan menyoroti langsung ke menara.

"Nanti kalau malam akan tambah terlihat bagus dengan sorotan lampu warna merah atau biru," kata Sunarto.

Jumlah pengunjung per hari menurut Kasubag Tata Usaha Museum Kebaharian, Wulandari, tak bisa dipastikan. Namun, jumlah pengunjung pada hari libur akan lebi banyak.

"Kalau hari biasa kurang dari 50, tetapi kalau libur ya bisa sampai 200-an. Pegunjung banyak biasanya datang pakai bus," kata Wulandari.

Penambahan koleksi angin segar datang dari Atase Kebudayaan Amerika Serikat di Indonesia. Rencananya, mereka akan menitipkan replika kapal yang karam di Selat Sunda pada tahun 1942.

"Guna memperingati kejadian tersebut, Amerika akan membuat replika kapal yang panjangnya kurang lebih dua meter. Nah rencannya akan dipamerkan setelah lebaran, bulan September-Oktober," kata Sunarto.

Selain itu, nantinya replika kapal itu akan dipamerkan berbarengan dengan pihak Inggris dan Australia yang membuat informasi mengenai karamnya kapal mereka. Keduanya hanya sekadar membuat deskripsi saja.

Atase Kebudayaan Amerika Serikat tidak menghibahkan. Hanya menitipkan dengan jangka waktu lama, yakni 10 sampai 20 tahun. Museum Bahari untuk sementara belum bisa memastikan untuk melakukan penambahan koleksi.

Pengelola masih memperhitungkan anggaran untuk pembelian beberapa koleksi. "Rencananya tahun ini ada. Cuma karena terkendala anggaran, ya belum maksimal," kata Wulandari.

Kendala tersebut, kata Wulandari, karena anggaran yang belun maksimal. Anggaran itu terbagi ke tiga museum, yakni Museum Bahari, Rumah si Pitung dan Museum Pulau Onrust di Kepulauan Seribu.

Koleksi museum bahari sampai saat ini berjumlah 1120 yang terdiri atas replika kapal, kapal asli, koleksi biota laut, alat bantu navigas, lukisan bahari serta barang muatan kapal tenggelam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com