Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inikah Penyebab Konflik Anak dan Ibu Tiri?

Kompas.com - 24/03/2015, 06:21 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bocah berusia 10 tahun berinisial DA bernasib malang karena dianiaya oleh ibu tirinya, S (33). Hanya karena pergi bermain di jam tidur, S bertindak kejam dengan menyeterika wajah si anak.

Lantas apa motif penyebabnya?

Menurut psikolog forensik Reza Indragiri Amriel, faktornya bisa majemuk. Namun, relasi anak dan ibu tiri, lanjutnya, secara tipikal acap kali tidak harmonis antar keduanya. Akibatnya, hal kecil pun bisa jadi pemicu suatu persoalan. [Baca: Bocah 10 Tahun Ditempeli Setrika Panas oleh Ibu Tiri]

"Bertemu dengan pemicu yang bisa saja kecil tetapi menjadi besar karena ada faktor pengkondisian tadi (hubungan tak harmonis ibu dan anak tiri)," kata Reza, kepada Kompas.com, saat dihubungi, Senin (23/3/2015).

Reza menilai, kasus kekerasan oleh ibu tiri, bisa jadi karena tidak adanya komunikasi yang baik sebelum pernikahan dilakukan.

Tidak ada pembicaraan mengenai pembagian tugas dan fungsi atau peran masing-masing pihak sebelum berumah tangga bisa menjadi salah satu sumber masalahnya. [Baca: Awalnya, Bocah Disetrika Ibu Tiri Itu Sering Dicubit]

Kasus tidak harmonisnya anak tiri, lanjutnya, memang cenderung terjadi dengan ibu tirinya, bukan sebaliknya. Sebab, peran ibu tiri menjadi bertambah ketika masuk berkeluarga dengan pria yang sudah memiliki anak.

"Sedangkan kalau seorang bapak, walaupun bapak tiri, tugas dan fungsinya kan tetap, yaitu pencari nafkah," ujar Reza. Sehingga, begitu ada masalah, bisa membuat ibu tiri menjadi stres dan bertindak agresif. [Baca: Bocah Disetrika Ibu Tiri gara-gara Bermain]

Reza mengambil contoh, di Irlandia, ada riset yang menyatakan bahwa ibu tiri memang tidak sebahagia ayah tiri. "Getir memang. Di Irlandia pernah ada riset bahwa ibu tiri memang tidak sebahagia ayah tiri. Ibu tiri pun mengalami konflik lebih besar dalam rumah tangga. Relasi ibu tiri dengan anak juga lebih sarat konflik," kata dia.

Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait memandang lain. Ia beranggapan, tidak semua kasus ibu tiri berujung konflik dengan anak tirinya.

Bisa saja, ibu tiri yang menganiaya anak diakibatkan hubungan dengan suami yang kerap berlaku kasar dalam berumah tangga. Atau hal lain, adanya persoalan dalam rumah tangga yang tak dapat diselesaikan.

Sehingga, kata dia, menyebabkan pikiran menumpuk dan menjadi depresi yang kemudian sasarannya adalah anak.

"Selalu korban pertama-nya itu anak, karena anak tidak mampu membela diri," ujar Arist.

Apapun alasannya, lanjut Arist, tidak dibenarkan seorang dewasa melakukan kekerasan terhadap anak. Apalagi seperti kasus yang dialami oleh DA. "Itu sudah masuk dalam tindak pidana," ujar Arist.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com