"Biasalah itu, biasa saja tuh saya. Kan kemarin pas Gubernur (melakukan) peninjauan pas banjir di Kemang, saya juga hadir. Tugas kami adalah mengabdi dan hari libur pun kami ada," kata Deddy kepada Kompas.com, Jumat (3/4/2015).
Ia mengatakan, normalisasi Kali Krukut memang sudah harus dilakukan. Pasalnya bantaran Kali Krukut sudah ditimpa beton untuk dibangun perumahan maupun perumahan semi permanen. Kali Krukut, kata dia, kini lebarnya hanya 4-5 meter. Padahal idealnya, lebar Kali Krukut mencapai 20 meter. Pihaknya memiliki tugas untuk membebaskan lahan normalisasi Kali Krukut dari Jalan Kapten Tendean hingga Kemang.
Sudin Tata Air Jakarta Selatan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum untuk menormalisasi Kali Krukut.
"Kami berkolaborasi untuk menekan debit air Kali Krukut. Kami harus membebaskan dari wilayah Kapten Tendean sampai Kemang dan membangun sheetpile (dinding turap) di sana," kata Deddy.
Tahun ini, rencananya pihaknya melakukan pembebasan lahan Kali Krukut. Sementara pada musrenbang Jakarta Selatan, Basuki menegaskan agar normalisasi Kali Krukut selesai tahun ini. Sehingga wilayah Kemang, Petogogan, Jalan Bangka, dan Jalan Puloraya tidak lagi terendam banjir.
Apakah Deddy mampu menerima tantangan Basuki tersebut? Pasalnya pada musrenbang Jakarta Selatan kemarin, Basuki menganggap Deddy tidak cocok menjabat sebagai Kasudin Tata Air Jakarta Selatan. Alasannya, tempat tinggal Deddy yang berlokasi di Jakarta Timur dan jauh dari lokasi kerjanya. Sehingga sulit memantau jika genangan mulai muncul.
"Ya Insya Allah (bisa normalisasi Kali Krukut tahun ini). Secara hitung-hitungan teknis, hidrologi debitnya ada dan memang normalisasi Kali Krukut itu memang goal (tujuan) kami," klaim Deddy.