Salah satu warga Poris, Tangerang, Andra (26) mengatakan, motor-motor tersebut sebenarnya mengganggu para warga yang sedang berolahraga. Namun, ia tak bisa berbuat banyak karena aksi tersebut sudah jadi kebiasaan sejak Car Free Day di Kecamatan Tangerang yang dimulai tiga tahun lalu.
"Saya sebenarnya risih. Ini kan buat warga yang olahraga. Tapi malah bisa dilewatin motor," kata Andra.
Warga lainnya, Siti (45) mengaku tak terlalu memusingkan soal motor yang melintas di area Car Free Day. Pasalnya, ia hanya mengikuti senam yang berada di Bundaran Tugu Adipura, Tangerang.
"Saya gak terlalu perhatiin ya. Soalnya saya ke sini olahraga aja," kata Siti.
Pengawas petugas kebersihan CFD Kecamatan Tangerang, Pamungkas (29), mengaku kesal dengan kendaraan yang masuk. Namun, biasanya kendaraan tersebut berasal dari warga sekitar. "Saya suka kesal. Petugas lagi bersihin, eh malah ada motor lewat. Padahal kan udah tau kalo ini gak boleh dilewatin kendaraan," kata Pamungkas.
Lebih parahnya lagi, kata Pamungkas, para warga setempat seringkali lebih galak saat diberitahu untuk tidak lewat di CFD. Kendati demikian, ia mengakui para petugas yang jaga dari dinas perhubungan dan kepolisian kurang ketat mengawasi.
"Kalo dibilangin, malah lebih galak. Ngapain lu ngusir-ngusir, gue kan warga sini. Gitu, mas," tegas Pamungkas.
Sementara itu, petugas jaga di CFD Kecamatan Tangerang, Brigadir Jecky mengatakan akan menindak jika ada sepeda motor yang kedepatan melintas di Car Free Day. Padahal, kata Jecky, para warga sudah tau kalau tempat CFD tidak boleh dilintasi kendaraan.
"Kalau kita ketemu, langsung ditindak. Dari awal mereka sudah pada tau jalanan tertentu ditutup," kata Jecky.