Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Odong-odong" Tempat Mesum Sudah 2 Tahun di Jalan Kartini Raya

Kompas.com - 06/04/2015, 20:37 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua mobil odong-odong rongsok yang dijadikan tempat mesum di Jalan Kartini Raya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, ternyata sudah hampir dua tahun berada di daerah tersebut. Keduanya ditaruh oleh pemilik tanpa izin dari ketua RT atau RW setempat.

Ketua RT 14/RW 09, Jalan Kartini Raya, Sawah Besar, Triyas (65) mengaku tak pernah dititipi mobil odong-odong rongsok itu oleh pemiliknya. Selama ini, sambung Triyas, mobil rongsok itu tiba-tiba ada di wilayahnya.

"Enggak ada sama sekali omongan ke saya soal titipan odong-odong. Sama saya, sama RW juga enggak ada," kata Triyas kepada Kompas.com, di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (6/4/2015).

Triyas mengatakan, tadinya mobil odong-odong tersebut ada tiga. Namun, satu lagi sudah dipindahkan oleh pemiliknya. "Tadinya itu ada tiga. Sekarang tinggal dua doang. Satu lagi udah diangkat," kata Triyas.

Ketiganya, kata Triyas, berada di lokasi sejak operasi odong-odong dilarang di Jakarta pada 2013 lalu.

Salah satu warga yang tinggal di Jalan Kartini Raya, Sudjana (64), mengatakan, odong-odong tersebut sebelumnya berada di bawah Jembatan Mangga Besar. Sudjana mengungkapkan, pengawas dari mobil odong-odong rongsokan hanya seorang montir. Namun, montir tersebut juga tidak hanya mengurusi mobil odong-odong tersebut.

"Sekarang montirnya lagi enggak ada. Dia juga ngurus mobil lain. Montir angkot jugalah," ungkap Sudjana.

Salah seorang yang tinggal di mobil odong-odong, Lagiman (61), mengaku sudah satu tahun lebih tinggal di mobil rongsok tersebut. Tak hanya dia, anak perempuannya, Lani (18), juga tinggal di tempat tersebut.

"Saya sama anak saya, tetapi kalau dia kadang-kadang nginep di rumah nenek atau temannya," kata Lagiman. Lagiman mengaku lebih memilih tinggal di mobil odong-odong lantaran rumahnya jauh. Selain itu, ia juga mengatakan tidak mampu menyewa rumah kontrakan.  

Kedua mobil odong-odong rongsok tersebut kerap kali dijadikan tempat mesum oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, rongsokan itu juga mengganggu pengguna jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com