Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kejanggalan pada Kematian Mahasiswa UI

Kompas.com - 07/04/2015, 07:30 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kriminolog UI, Eko Haryanto mendesak polisi agar menuntaskan kasus tewasnya Akseyna Ahad Dori (19), mahasiswa semester 4 Fakultas MIPA UI. Hingga saat ini, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban. Apakah benar-benar bunuh diri atau sebaliknya, korban pembunuhan.

"Secara umum, memang ada dugaan bunuh diri. Tapi secara kasuistik, memang dugaannya mengarah ke pembunuhan. Tapi, jika sudah ada bukti atau petunjuk yang mengarah ke pembunuhan, polisi tinggal mencari siapa yang diduga kuat jadi tersangka," kata Eko kepada Kompas.com, Senin (6/4/2015).

Menurut Eko, hasil penyelidikan sementara pihak kepolisian menyisakan sejumlah kejanggalan terkait kematian korban, yang ditemukan tak bernyawa di danau Kenanga, Balairung UI, Kamis (26/3/2015) lalu.

Saat itu, korban ditemukan dengan mengenakan tas yang berisi enam batu konblok. Hasil visum tim forensik di RS Kramat Jati, Jakarta Timur menunjukkan ada empat titik luka lebam di tubuh korban. Untuk itu, Eko menyarankan polisi agar menelusuri waktu kematian korban.

"Polisi juga harus cek korban benar-benar mati di atas (udara terbuka) atau di dalam danau (tenggelam). Artinya, tanda kematian korban tengelam atau ditenggelamkan akan beda hasilnya secara fisik," terangnya.

Menurut Eko, jika korban meninggal sebelum ditenggelamkan, maka air yang masuk ke paru-paru akan berbeda volumenya jika murni tenggelam.

"Secara umum, kalau (meninggal) di danau, paru-paru korban akan terisi air danau dalam jumlah banyak. Tapi kalau di bunuh di atas (sebelum ditenggelamkan), air masuk (paru-paru) juga, tapi volumenya beda," paparnya.

Untuk itu, kata Eko, polisi harus segera menyimpulkan peyebab kematian korban. Secara kasuistik, menurut Eko, kasus pembunuhan yang selama ini dipelajarinya jarang sekali ada pelaku pembunuhan yang tidak saling mengenal dengan korban.

"Biasanya pelaku orang dekat korban. Bahkan, biasanya kenal akrab banget," tegasnya.

Sebelumnya, korban ditemukan tewas di danau Kenanga, Balairung UI, Kamis (26/3/2015) lalu. Hasil penyelidikan sementara polisi, menyebutkan korban tewas karena bunuh diri.

Hal itu mengacu pada temuan surat wasiat korban yang ditulis tangan. Tulisan berbahasa inggris "will not return for please dont search for existence my apologres for everyting eternally" itu, tertempel di dinding kosan korban di Wisma Widya yang berlokasi di Gang H. Usman, Kukusan, Depok.

Meski demikian, polisi tetap akan mengusut kasus tersebut dan mengamankan sejumlah barang pribadi korban guna penyelidikan lebih lanjut. Hal ini termasuk dompet, handphone, buku-buku, laptop yang biasa digunakan korban. Selain itu, polisi juga masih berkoordinasi dengan pihak rumah sakit Karamat Jati terkait hasil visum lainnya.

"Sampai saat ini kami belum bisa memastikan apakah ini kasus bunuh diri atau pembunuhan. Kami masih menunggu keterangan detail pihak rumah sakit yang melakukan autopsi," kata Kapolresta Depok, Komisaris Besar Ahmad Subarkah, Selasa (31/3/2015) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com