Pagi hingga siang kerap digunakan sebagai lahan bermain anak-anak di pemukiman kumuh tersebut. Ketika malam, permukiman tersebut berubah nuansa menjadi tempat hiburan kelas dua.
"Lapangan itu kan biasanya tempat main anak-anak kalau siang, malamnya jadi tempat parkir," ujar Sopi (26) kepada Kompas.com, Rabu (8/4/2015) malam.
Untuk menuju ke lokasi tersebut, terdapat pagar besi yang tidak terkuci dan dapat dibuka tutup. Bangunan sebalah kiri pagar terdapat tangga menuju lantai dua kediaman rumah Suro.
"Di bawahnya rumah saya," ujar Sopi yang mengaku tinggal bersama istri dan anaknya yang berusia tujuh bulan.
Tidak jauh dari lapangan tersebut, terdapat bangunan seperti aula, yang kerap digunakan warga untuk menggelar hajatan. Di sana, tempat keempat korban ledakan Suro, Asep (67), Amir (30) alias Bogel, dan Feri (31) mengalami insiden nahas terkena ledakan benda yang diduga bom rakitan.
Ketika malam, permukiman tersebut berubah nuansa menjadi tempat hiburan kelas dua. Selain hiburan karaoke, ada juga diskotek dangdut yang berada tak jauh dari parkiran tersebut. Sehingga, lahan yang ada berubah pun digunakan sebagai lahan parkir tamu karaoke atau diskotek.
"Biasanya, pak Asep yang jaga pintu parkir. Soalnya beliau sudah tidak mampu kerja jauh lagi. Kalau dulu jual nasi uduk keliling," papar Sopi.
Pantauan Kompas.com, lokasi hiburan karaoke yang diketahui milik Salim (54), berada persis di sebelah rumah Sopi. Sedangkan lokasi hiburan diskotek, menurut Salim, berada di seberang bangunan sebelah kanan pagar parkiran di lahan tersebut.
"Itu diskoteknya, yang temboknya warna merah, ada lampu remang-remang. Kalau saya karaoke saja. Parkirnya biasanya di lapangan belakang," ungkap Salim seraya menunjukkan lokasi diskotek yang terlihat dari kediamannya.
Sementara itu, seberang jalan tepat di depan pagar parkiran, terdapat warung milik Hasmawati (36). Ibu lima anak tersebut diketahui sebagai empunya hajatan yang melibatkan sejumlah warga, termasuk empat korban ledakan. Anak bungsunya akan disunat pada Minggu 12 April 2015 mendatang.
"Jadi persiapannya sudah dari beberapa hari lalu. Termasuk persiapan dapur umum dan tempat lainnya yang dibantu pak Suro dan warga lainnya," ungkap Hasmawati.
Nahas, Suro dan tiga korban lainnya, justru mengalami cidera serius akibat ledakan terjadi, Rabu (8/4/2015) siang. Ledakan tersebut diduga berasal dari bom rakitan yang berisi kaca dan paku. Pasalnya, polisi menemukan sejumlah barang bukti terkait hal tersebut berupa black powder (BP) atau bahan peledak berdaya ledak lemah, paku dan temuan lainnya.
Saat ini, keempat korban tengah menjalani perawatan intensif di RS Polri Jakarta. Sedangkan Polisi masih terus menelusuri kasus tersebut berdasarkan temuan barang bukti dan keterangan saksi di lapangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.