"Masyarakat bilang bom karena meledak. Tapi secara ilmiah, itu bukan bom karena enggak ada detonator, tidak ada switch on off, sumbu, atau baterai. Jadi kami anggap petasan banting besarlah," ujar Rikwanto di kantornya, Kamis (9/4/2015).
Rikwanto menjelaskan, barang yang meledak itu berukuran sebesar bola tenis dan serupa layaknya pekanan asal China, dimsum. Sebuah wadah berisi bahan-bahan peledak, antara lain bubuk mesiu. Wadah itu lalu dibungkus dengan plastik hitam yang pada ujungnya diikat menggunakan karet.
"Ada sebanyak 49 buah barang seperti itu yang kami temukan di tempat kejadian perkara," ujar Rikwanto.
Tim Gegana, lanjut Rikwanto, telah mengamankan 49 barang tersebut ke markas. Tim hendak meneliti bagaimana cara kerja barang tersebut dapat meledak, apakah karena tekanan udara, benturan, atau suhu udara. Rikwanto mengatakan, kenapa barang-barang itu bisa berada di lokasi, siapa yang membawa, sekaligus siapa yang membuatnya tengah dalam penyelidikan aparat kepolisian.
Selain mengamankan barang bukti, personel juga mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi di lapangan, termasuk empat korban luka akibat ledakan. "Kita periksa saksi-saksi. Apa pun keterangan mereka, kita tampung saja terlebih dulu," ujar Rikwanto.
Ledakan itu terjadi di RT 16 RW 9, Tanah Abang, Rabu (8/4/2015) sekitar pukul 14.15 WIB. Empat orang yang terluka dalam peristiwa itu diketahui masih berstatus warga sekitar. Namun, hasil pemeriksaan polisi, alamat KTP keempat korban bukan di wilayah Tanah Abang. Empat korban atas nama Rukam (56) alias Suro, warga Ciledug; Asep (67) yang merupakan warga Kebon Kacang; Amir (30) alias Bogel warga Kebon Kacang; dan Feri (31) asal Indramayu. Saat ini, keempat korban masih dirawat intensif di RS Polri Bhayangkara Kramatjati, Jakarta Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.