Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Driver Go-Jek, Sebulan Bisa Kantongi Rp 4 Juta

Kompas.com - 29/04/2015, 10:00 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi driver atau karyawan Go-Jek, Muhammad Nizar (47) mengaku sangat bersyukur. Dia merasakan perubahan drastis setelah bergabung dengan Go-Jek, ketimbang mangkal.

Nizar mengaku baru tiga bulan bekerja sebagai karyawan freelance Go-Jek setelah tiga tahun ngojek sendiri. 

"Saya sih bilang lebih enak di Go-Jek ya. Kalau Go-Jek itu tarifnya murah tapi ramai orderan. Pas ngojek itu kan untung-untungan, kadang-kadang saja ramainya," kata Nizar kepada Kompas.com, Selasa (28/4/2015).

Nizar menjelaskan, dalam sehari, dia paling banyak mendapat tujuh sampai delapan orderan. Orderan tersebut adalah pesanan untuk mengantar orang. Terlepas dari orderan itu, masih ada dua jasa lainnya yang masih dilakoni oleh Nizar seperti mengantar dokumen dan membantu pelanggan belanja berbagai macam barang, salah satunya makanan.

Jumlah driver Go-Jek di Jabodetabek, menurut Nizar, mencapai angka 3.000 orang. Mereka berada tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek, dengan konsentrasi wilayah di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

Pendapatan selama bergabung dengan Go-Jek, kata Nizar, jika dihitung per bulan, bisa mencapai angka Rp 4 juta. Angka tersebut tidaklah tetap, tergantung seberapa banyak pekerjaan yang dia lakukan.

"Jadi kalau rajin, alhamdulilah bisa dapat banyak. Kalau malas ya sedikit saja," kata dia.

Nizar menilai, dengan jumlah driver yang cukup banyak, belum bisa melaksanakan semua orderan di Jakarta yang jumlahnya lebih besar. Sehingga, dari sisi driver sendiri, bisa mendapatkan pekerjaan yang cukup setiap harinya.

Berbeda dengan saat mengojek di mana masing-masing dari mereka terkadang harus bersaing satu sama lain mendapatkan pelanggan. "Saya lebih santai di sini. Enggak harus rebutan kayak ngojek biasa," terang Nizar.

Sebagai karyawan freelance di Go-Jek, Nizar dan driver lainnya mendapatkan satu jaket dan dua helm Go-Jek serta sebuah smartphone android. Sedangkan sepeda motornya merupakan milik pribadi atau tidak difasilitasi oleh kantor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com