Ketika rombongan yang membawa jenazah duo "Bali Nine", yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, tiba di rumah duka, pengamanan oleh petugas semakin ketat.
Bahkan, karyawan rumah duka langsung berinisiatif membuat pagar betis di depan gerbang dan mendesak juru warta untuk mundur ke belakang.
Hal itu memang dilakukan untuk mengamankan jalur masuknya mobil rombongan yang telah tiba pada pukul 12.20 WIB. Hingga menjelang pukul 15.00 WIB, pewarta masih menunggu di depan gerbang untuk melihat kondisi terkini.
Tempat Andrew dan Myuran disemayamkan tidak terlihat dari gerbang. Pewarta pun tidak tahu apakah keluarga para jenazah telah tiba bersama dengan rombongan tadi.
Pintu masuk menuju Rumah Duka Abadi sendiri ada tiga, termasuk dari gerbang depan, sedangkan dua pintu lainnya berada di samping kiri dan kanan bangunan rumah duka.
Kedua pintu tersebut merupakan pintu masuk mengangkut barang-barang berat atau loading dock. Terdapat masing-masing satu sekuriti dan karyawan yang berjaga di dalam dua pintu itu.
Ketika petugas keamanan dan karyawan itu ditanya oleh pewarta, mereka hanya mengatakan bahwa mereka dilarang berbicara.
"Kita enggak boleh ngomong sama yang bule-bule itu. Kita jalanin perintah saja," ujar sekuriti bernama Wityanto.
Sementara itu, di pintu samping lainnya lagi, petugas keamanan sama sekali tidak menggubris pertanyaan wartawan. Dia pun tidak mau melihat wartawan yang bertanya kepadanya dan langsung menutup pintu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.