Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada "Mata-mata" Polisi Intai Aksi Buruh dari Udara

Kompas.com - 01/05/2015, 11:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Saat buruh melakukan aksinya di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, ada benda seperti helikopter mini yang berputar-putar di langit kawasan itu. Benda itu adalah drone milik Polda Metro Jaya.

Inspektur Satu Rudi Wira, perwira dari Ditlantas Polda Metro Jaya, terlihat sibuk mengoperasikan drone tersebut. Tangannya lincah menekan tuas pada remote control untuk mengendalikan drone.

Melalui kamera yang dilengkapi pada drone tersebut, Iptu Rudi merekam pemandangan demo buruh di Bundaran HI untuk nantinya dikirim ke Traffic Management Center (TMC) Ditlantas Polda Metro Jaya.

Kompas.com/Robertus Belarminus Iptu Rudi dari Ditlantas Polda Metro Jaya mengamati drone untuk pemantauan aksi demo buruh saat May Day di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Jumat (1/5/2015).

"Bisa direkam, bisa juga streaming. Video ini nantinya untuk TMC," kata Iptu Rudi kepada Kompas.com, di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat (1/5/2015).

Iptu Rudi menjelaskan, drone yang dioperasikan berjenis DGI Phantom II. Harga per unitnya sekitar Rp 15 juta. Soal kecanggihan, drone ini cukup mumpuni. Ia menjelaskan, pesawat tanpa awak ini memiliki kemampuan terbang setinggi 500 kaki dan dapat dikontrol sejauh 3 kilometer.

"Dapat dikendalikan dengan remote control atau melalui aplikasi dari handphone (smartphone)," ujar Iptu Rudi.

Tak banyak perbedaan mengendalikan drone dengan remote control atau melalui ponsel. Hanya saja, melalui ponsel kelebihannya drone bisa terbang dengan otopilot setelah mengatur titik terbangnya.

Soal merekam video, drone ini "dipersenjatai" dengan kamera video beresolusi tinggi (HD), yakni 1080 pixel dengan kecepatan merekam video 60 frame per detik. Menurut Iptu Rudi, drone tersebut juga dapat menjepret foto dari udara. "Resolusi kameranya 10 megapixel," ujar Iptu Rudi.

Gambar yang diambil oleh drone dapat disimpan di kartu memori ataupun langsung streaming ke TMC Polda Metro. Selama melakukan pemantauan udara, lanjutnya, drone dapat terbang selama 15 menit hingga baterainya habis.

TMC Polda Metro melengkapi kerja drone mereka dengan fasilitas enam baterai cadangan untuk menambah waktu terbangnya. Sebuah layar kecil digunakan sebagai mata bagi Iptu Rudi untuk mengendalikan dan melihat hasil bidikan kamera drone.

Setahun dioperasikan

Bagi Iptu Rudi, menerbangkan drone memang pekerjaan mudah. Namun, perlu tanggung jawab besar. Pasalnya, Iptu Rudi mesti berhati-hati mengendalikan drone dengan berat sekitar 2,5 kilogram tersebut. Hal ini untuk menghindari error yang mungkin berakibat kecelakaan.

"Jadi naiknya itu mesti halus, pelan-pelan. Soalnya kalau terlalu kencang bisa lost contact, bahaya," kata Iptu Rudi.

Meski ada ancaman paling fatal hingga jatuh, tetapi dengan bantuan GPS, drone dapat kembali dengan selamat bila ada gangguan teknis. "Drone akan turun sendiri, insya Allah enggak ada kemungkinan jatuh," ujar Iptu Rudi.

Ia mengaku tak perlu latihan untuk mengendalikan drone ini. Iptu Rudi belajar mengendalikannya secara otodidak. Meski sudah jadi "penerbang" andal, tetap saja satu atau dua kesalahan terjadi.

"Pernah nabrak pohon, tapi jatuhnya enggak parah. Cuma ada satu drone yang pernah jatuh dan rusak," ceritanya.

Sejak tahun 2014, lanjut Iptu Rudi, TMC Polda Metro sudah mengoperasikan dua unit drone. Kerja pesawat tanpa awak ini sudah membantu kepolisian mengawasi beragam kegiatan, mulai dari demo, mudik, dan kemacetan lalu lintas dari udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com