Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di Tengah Jalan, Mahasiswa Ribut dengan Polisi

Kompas.com - 01/05/2015, 18:21 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kericuhan terjadi pada penghujung aksi unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Utara, depan Istana Negara, Jumat (1/5/2015). Padahal, sebagian besar buruh sudah mulai membubarkan diri.

Pantauan Kompas.com, sekelompok mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mendatangi Istana Negara sekitar pukul 17.00 WIB. Meski mereka bukan buruh, mereka juga ingin menyampaikan aspirasi pada Hari Buruh ini.

Ketika itu, polisi sudah mulai membuka jalan karena massa buruh sudah mulai pulang. Polisi pun menggiring mahasiswa ke Silang Monas Barat, tempat aksi unjuk rasa biasa dilakukan.

Akan tetapi, para mahasiswa bergeming dan ngotot menyampaikan aspirasi di tengah Jalan Medan Merdeka Utara. Kemacetan pun tidak dapat terhindarkan.

Kendaraan-kendaraan dari arah Jalan Medan Merdeka Utara tidak dapat berbelok ke arah Jalan Gajah Mada karena terhalang aksi mahasiswa.

Polisi mengimbau mahasiswa untuk menepi dan melanjutkan aksi mereka di tempat yang sudah disediakan. Namun, tetap tidak diindahkan.

Akhirnya, polisi memakai cara yang sedikit keras terhadal para mahasiswa. Polisi menyeret tangan salah satu mahasiswa dan mendorong mereka agar mau pindah ke tepian.

Para mahasiswa tidak terima, mereka tetap berusaha bertahan sekuat tenaga agar dapat berorasi di tempat yang mereka inginkan.

Puluhan polisi termasuk Wakil Kepala Kepolisian Sektor Menteng Komisaris Nababan pun harus berjuang keras mendorong puluhan mahasiswa ini agar mereka tidak berada di tengah jalan lagi.

Nababan tampak gusar dengan sikap mahasiswa tersebut. Tidak jarang, polisi harus berteriak-teriak agar para mahasiswa mau mendengarkan.

"Kami belum orasi Pak!" ujar salah seorang mahasiswa kepada polisi. Setelah polisi berhasil memindahkan mereka ke Silang Monas Barat, para mahasiswa masih berteriak-teriak.

Merak tidak terima diperlakukan seperti itu oleh polisi. "Tadi saya ditendang sama polisi," ujar salah satu mahasiswa.

Nababan akhirnya menasihati semua mahasiswa tersebut. Dalam nasihatnya, Nababan menyebut para mahasiswa dengan sebutan adik, dan menyebut diri dengan sebutan abang.

"Kami juga pernah mahasiswa Dik. Abang kasih tempat enak di sini, bukan di tengah jalan. Sudah kita diam. Jika ada yang terpukul, semua enggak jauh dari kehilapan kami juga," ujar Nababan. "Kami capek Dik dari pagi. Sekarang damai ya, oke," ucap Nababan.

Meski masih terlihat tidak terima, para mahasiswa melanjutkan aksi mereka sambil dijaga polisi.

Mereka berorasi agar pemerintah lebih memperhatikan nasib buruh tani. Aksi para mahasiswa tersebut tak lama selesai. Aksi dibubarkan oleh rintik hujan yang semakin lama semakin deras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com