Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2015, 16:34 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lukisan karya Affandi berjudul "Self Portrait and His Pipe" menghilang dari rumah Emir Sundoro di Pondok Indah, Jakarta Selatan, sejak Mei 2014 lalu. Ternyata, lukisan itu dilelang di Hongkong dengan nilai Rp 5 miliar.

Kepala Unit I Subdirektorat Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Imran Gultom mengatakan, pelelangan itu diketahui saat Sawitri, anak Emir, membaca salah satu berita di internet yang menyatakan lukisan berjenis abstrak itu dilelang di Hongkong.

"Padahal, saat itu lukisannya masih terpasang di joglo rumahnya, apalagi keluarga tidak pernah menjual lukisan tersebut," kata Imran di Mapolda Metro Jaya, Senin (4/5/2015).

Imran menceritakan, lukisan karya maestro Affandi itu dimiliki oleh mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional periode 1971-1973, Widjojo Nitisastro.

Awalnya, Widjojo merupakan satu-satunya pemilik lukisan itu. Sebab, lukisan itu dibeli Widjojo sejak Affandi baru membuat sketsa.

Lukisan kemudian diambil setelah Affandi selesai melukisnya pada 1974. Selanjutnya, lukisan itu dikuasai turun-temurun oleh keluarga Widjojo.

Terakhir, lukisan itu dimiliki oleh Wijaya Laksmi Kusumaningsih, anak Widjojo satu-satunya, yang juga istri Emir.

Lukisan itu selalu diletakkan di sebuah joglo di rumah peninggalan Widjojo. Karena menemukan lukisan itu dilelang di Hongkong, Sawitri pun segera melapor kepada orangtuanya.

Keluarga itu kaget karena lukisan itu masih berada di tempatnya. Maka dari itu, Emir memeriksa keaslian lukisan itu ke seorang ahli lukisan dari Museum Affandi di Yogyakarta, Selarti Venetzia.

Kemudian, Selarti memastikan lukisan yang tersimpan di joglo itu adalah lukisan replika. Dia menduga lukisan itu sengaja ditukar oleh pihak tak bertanggung jawab. Imran menyatakan, saat ini jajarannya masih menyelidiki kasus ini.

Sejak memulai penyelidikan sejak tahun lalu, ia mengatakan, polisi sudah menemukan titik terang.

"Kami juga sudah tahu waktu kapan lukisan itu hilang. Tadinya, belum ketahuan kapan waktu hilangnya karena pihak keluarga tidak sadar," kata Imran.

Terlebih lagi, pembantu dan pekerja di rumah itu terus berganti. Karena itu, polisi perlu mempersempit dan mengetahui waktu hilangnya untuk mengetahui tersangkanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ayah Pembunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Ingin Datangi Pemakaman Anak-anaknya

Ayah Pembunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Ingin Datangi Pemakaman Anak-anaknya

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Depok Minta Warga Jangan Dibebani Urus Administrasi Saat Berobat ke RS

Wakil Ketua DPRD Depok Minta Warga Jangan Dibebani Urus Administrasi Saat Berobat ke RS

Megapolitan
Jenazah 4 Anak yang Dibunuh Ayah di Jagakarsa Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri Kramatjati

Jenazah 4 Anak yang Dibunuh Ayah di Jagakarsa Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Jenazah Perempuan Terlakban di Cikarang Timur Dijemput Keluarga dari RS Polri Kramatjati

Jenazah Perempuan Terlakban di Cikarang Timur Dijemput Keluarga dari RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Jembatan Otista Bogor Dibuka Pertengahan Desember, Tunggu Hasil Uji Kendaraan Berat

Jembatan Otista Bogor Dibuka Pertengahan Desember, Tunggu Hasil Uji Kendaraan Berat

Megapolitan
Kronologi Lansia di Ciracas Kena Hipnotis dan Kehilangan Rp 69 Juta, Bermula dari Tepukan di Bahu

Kronologi Lansia di Ciracas Kena Hipnotis dan Kehilangan Rp 69 Juta, Bermula dari Tepukan di Bahu

Megapolitan
Jenazah 4 Anak Korban Pembunuhan Ayah Kandung Akan Dimakamkan di TPU Perigi Sawangan Sore Ini

Jenazah 4 Anak Korban Pembunuhan Ayah Kandung Akan Dimakamkan di TPU Perigi Sawangan Sore Ini

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis Kehilangan Rp 69 Juta, Uang untuk Peringatan 100 Hari Kematian Sang Istri...

Lansia Korban Hipnotis Kehilangan Rp 69 Juta, Uang untuk Peringatan 100 Hari Kematian Sang Istri...

Megapolitan
Balita di Kramatjati Dianiaya Pacar Tantenya

Balita di Kramatjati Dianiaya Pacar Tantenya

Megapolitan
Walkot Idris Keluarkan Surat Edaran Warga Depok Bisa Berobat Pakai KTP

Walkot Idris Keluarkan Surat Edaran Warga Depok Bisa Berobat Pakai KTP

Megapolitan
Pelaku Hipnotis Lansia di Ciracas Mengaku Orang Brunei yang Habis Kena Tipu

Pelaku Hipnotis Lansia di Ciracas Mengaku Orang Brunei yang Habis Kena Tipu

Megapolitan
Lansia di Ciracas Jadi Korban Hipnotis, Kerugian Mencapai Rp 69 Juta

Lansia di Ciracas Jadi Korban Hipnotis, Kerugian Mencapai Rp 69 Juta

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Depok Ditolak RS Berobat Pakai KTP

Wakil Ketua DPRD Depok Ditolak RS Berobat Pakai KTP

Megapolitan
Jenazah 4 Anak yang Meninggal Dibunuh Ayah di Jagakarsa Rencananya Dimakamkan Hari Ini

Jenazah 4 Anak yang Meninggal Dibunuh Ayah di Jagakarsa Rencananya Dimakamkan Hari Ini

Megapolitan
Istri yang Dibakar Suami di Jaksel Meninggal

Istri yang Dibakar Suami di Jaksel Meninggal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com