JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Depok, Komisaris Besar Ahmad Subarkah, menegaskan bahwa tewasnya Akseyna Ahad Dori (18) alias Ace, berindikasi ke kasus pembunuhan. Untuk itu, pihak polres memerlukan bukti-bukti lainnya untuk menetapkan siapa pelaku pembunuhan tersebut.
"Kasus yang cukup sulit juga, ya. Kesulitannya banyak. Misalnya, bukti-bukti di lokasi kurang. Sehingga belum bisa menetapkan pelaku (pembunuhan)," ujar Subarkah di Sports Mall-Mahala Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (4/5/2015).
Subarkah juga menegaskan bahwa kasus tersebut akan terus diselidiki. Untuk itu, polisi akan fokus terhadap penyelidikan dan penelusuran jejak pelaku. Kapolres juga mengakui bahwa pihaknya akan terus mendalami bukti-bukti yang ada.
"Kita masih lidik (pelaku). Khususnya terkait bukti, ikatan tali dan konblok (di tas korban)," tuturnya.
Sebelumnya, ayah korban, Kolonel Sus Mardoto, mencurigai kejanggalan-kejanggalan terkait kematian anaknya. Mulai dari bongkahan batu (konblok) yang ditemukan di tas korban, luka memar di sejumlah bagian tubuh, hingga secarik kertas yang diduga sebagai surat wasiat dari korban.
Terkait surat wasiat tersebut, Mardoto menyangsikan bahwa anaknya bakal senekat itu untuk menulis pesan kematian dengan bahasa Inggris, berbunyi "Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything enternally."
"Kalau bunuh diri tidak akan melakukan cara serumit itu (menulis surat wasiat)," timpal Mardoto beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, mahasiswa Biologi UI itu ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI, 26 Maret 2015 lalu. Hingga saat ini, polisi masih terus menyelidiki kasus kematian Ace yang cukup misterius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.