Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegeraman Ahok pada Proyek Gagasan Udar Pristono

Kompas.com - 07/05/2015, 08:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lagi-lagi menyampaikan kekecewaannya terhadap proyek angkutan perbatasan terintegrasi busway (APTB). Basuki menganggap proyek gagasan mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono ini hanya untuk meraup keuntungan saja.

Menurut Basuki, seharusnya rute transjakarta saja yang diperpanjang hingga kota mitra. Bukan justru menerima swasta yang tergabung dalam konsorsium APTB dan memungut tarif baru kepada penumpang transjakarta. 

"Memang ini sudah kebijakan yang salah, izinkan ada APTB beroperasi. Yang ada itu harusnya transjakarta yang diperluas sampai ke kota itu (mitra) sehingga orang Jakarta atau orang luar kota masuk ke Jakarta hanya bayar Rp 3.500, bukan disuruh potong lagi buat bayar (tarif) APTB, makanya ini trayek-trayek yang dikeluarkan sembarangan dulu sebetulnya," kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (6/5/2015). 

Basuki pun meminta operator APTB tak lagi sembarangan melintas di dalam kota dan di jalur transjakarta. Ia meminta Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI mengajak operator APTB untuk bergabung di bawah manajemen PT Transjakarta dan menerapkan sistem pembayaran rupiah per kilometer.

Dishubtrans DKI, kata Basuki, memberi opsi APTB boleh melintas di jalur transjakarta dengan syarat tidak lagi memungut tarif dari penumpang transjakarta.

"Masa penumpang mesti bayar lagi? Kan dia sudah bayar tiket di halte transjakarta, nah mereka tuh enggak mau (opsi itu). Kalau mereka enggak mau, kalau mereka masih egois begitu, hitungannya gimana? Kamu kan nginjek jalan kami, masa kamu ngambil penumpang kami seenaknya, duit kamu yang dapet," kata Basuki kesal.

Basuki tak mengkhawatirkan pilihan Organda dan pengelola APTB dengan memilih opsi kedua, yakni hanya melintas hingga halte terakhir di perbatasan trayek. Pemprov DKI tinggal bertugas menambah unit bus transjakarta untuk menutup kebutuhan penumpang APTB.

Adapun trayek APTB pertama yang diluncurkan oleh Pristono saat masih menjadi Kepala Dinas Perhubungan adalah trayek Bekasi-Pulogadung. Trayek itu diluncurkan pada medio April 2012 lalu. Saat itu, ia berharap 423 ribu penduduk Bekasi yang masih menggunakan motor atau mobil untuk berangkat kerja ke Jakarta akan beralih menggunakan APTB. Hingga kini, sudah ada 18 trayek APTB dengan total 193 unit bus yang beroperasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com