Bahkan hal itu juga merupakan berdasarkan permintaan penumpang. "Kalau jalanan macet, biasanya minta turun saja sebelum sampai halte. Kan mumpung mobilnya juga lagi berhenti," timpal seorang pengguna APTB jurusan Tanah Abang-Bekasi, Cakra (20) kepada Kompas.com, Kamis (7/5/2015).
Penumpang lainnya, Nurul (25), menganggap turun di halte tidak efektif dan terlalu menyita waktu. Menurut dia, jika bisa turun di pinggir jalan, dia tidak perlu naik turun jembatan penyeberangan orang (JPO) yang terlalu jauh.
"Capek. JPO-nya jauh banget. Kalau langsung diturunin di pinggir jalan, bisa langsung nyambung naik ojek atau angkot," tuturnya.
Terjadinya pelanggaran tersebut tak lepas dari kemauan penumpang. Bahkan, kernet APTB juga tidak menampik bahwa bus APTB juga sering melanggar aturan tersebut.
Selain kesepakatan dua belah pihak, proses turun naik penumpang juga terjadi lantaran kurangnya petugas keamanan bus transjakarta atau polisi lintas .
"Kadang-kadang kan lihat situasi juga. Kalau tidak ada polisi bisa turun naik penumpang di pinggir jalan. Kalau tidak, ya mau gak mau penumpang harus turun di halte," ungkap salah satu kernet APTB, Rahmat (23).
Sementara itu, Windra (25), warga Depok, mengaku belum pernah naik APTB. Meski demikian, karyawan swasta tersebut menilai aktivitas menaikturunkan penumpang bus APTB yang tidak pada tempatnya dapat berimbas pada konflik lain. Khususnya terhadap jasa angkutan lainnya yang merasa telah diserobot bus APTB.
Sepengetahuan dia, sejumlah sopir angkot mengeluhkan bus-bus APTB tersebut. "Dulu pernah didemo sama sopir angkot di Jalan Raya (Alternatif) Cibubur. Soalnya, APTB tidak hanya mengangkut penumpang dari kompleks perumahan doang. Tapi justru ambil penumpang juga dari jalanan. Ya, marahlah sopir angkotnya, terus didemo," ungkapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama geram melihat banyaknya bus APTB yang kerap berhenti sembarangan (mengetem) atau menaikturunkan penumpang di sembarang tempat. kemacetan di Ibu Kota. Untuk itu, Ahok ingin mengubah sistem pembayaran dengan rupiah per kilometer. [Baca: Ahok: Kamu Kira APTB Tidak Kurang Ajar?]
"Kamu kira APTB itu tidak kurang ajar? Mereka di lampu merah berhenti, naik turunin orang sembarangan, lagi macet bisa keluar (jalur transjakarta) seenaknya. Sekarang juga mengetem loh APTB. Dia malah lebih gila, mengetem, menghambat busway (bus transjakarta) kita," kata ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (6/5/2015) lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.