Sejumlah warga pengguna layanan APTB menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan kebijakan tersebut. Mereka menilai beroperasinya bus APTB di "busway" dapat membantu mengatasi permasalahan jarak kedatangan antarbus transjakarta di halte (headway).
"Headway transjakarta yang buruk itu sebenarnya terbantu dengan adanya APTB. Meski harus menambah ongkos, tetapi kami terbantu," kata Andreas Lukwira, Kamis (7/5/2015).
Hal serupa juga dilontarkan Aditya Eka. Ia khawatir akan terjadi penumpukan penumpang di halte bila pelarangan APTB masuk busway jadi diterapkan.
Sama seperti Andreas, Aditya menganggap APTB masih dibutuhkan selama layanan transjakarta belum bisa menyelesaikan masalah headway. "Transjakarta mana ya 20 menit nungguin, eh APTB dah lima yang lewat," ujar dia.
Penumpang yang lain, Mohamad Agung, mengaku sudah merasa nyaman dengan layanan bus APTB selama ini. Karena itu ia menyesalkan apabila kebijakan pelarangan bus APTB masuk busway jadi diterapkan.
"Biasa dari Cileungsi ke Setiabudi turun di halte Polda, lanjut naik transjakarta ke arah Kota. Udah mudah kok ya mau dibikin susah," ujar Agung.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Benjamin Bukit merasa yakin pelarangan bus APTB masuk busway tak akan berdampak terhadap mobilitas penumpang bus transjakarta.
Sebab, kata dia, pada Juni mendatang PT Transjakarta akan mendatangkan puluhan bus-bus baru. Benjamin yakin keberadaan bus-bus baru itu akan mampu mengakomodir penumpang dan mempersingkat jarak kedatangan antar bus di halte.
Sementara itu, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberikan penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada PT Transjakarta. PMP ini nantinya akan digunakan untuk pembelian unit bus-bus baru.
"Tahun ini saya akan PMP besar-besaran sama PT Transjakarta. Saya suruh produsen mobil untuk siapkan mobil sejenis Hino bisa 2.000 mobil (bus) per tahunnya (diproduksi untuk DKI). Siapkan uang, kami beli saja, jadi (pengusaha) enggak usah ancam-ancam kami lagi," kata dia, Rabu (6/5/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.