Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Cari Pejabat Perempuan untuk Kepala Dinas Koperasi UKM DKI

Kompas.com - 07/05/2015, 17:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak puas dengan kinerja Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Mikro Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Joko Kundaryo.

Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, Joko gagal atau lambat merealisasikan berbagai rencana program unggulan Dinas KUMKMP, terutama dalam hal penataan serta pendataan pedagang kaki lima (PKL). 

"Sebenarnya yang enggak mau kerja itu Dinas Koperasi dan UMKM. Ini mungkin salah satu (pejabat) yang akan kami ganti," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (7/5/2015). 

Bahkan, lanjut dia, tak menutup kemungkinan ia akan menempatkan perempuan untuk menjabat posisi itu. Basuki mengaku puas dengan kinerja dua perempuan pejabat di DKI, yakni Kepala Dinas Kebersihan DKI Saptastri Ediningtyas dan Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Ika Lestari Aji.

Bahkan, lanjut Basuki, Ika sebelumnya bukan merupakan pegawai internal Dinas Perumahan DKI, melainkan pegawai Dinas Sosial DKI. Lebih lanjut, Basuki menambahkan, database pendataan PKL seharusnya terintegrasi dengan Smart City. Namun, Dinas Koperasi dan UMKM DKI  meminta tenggang waktu hingga Juni, padahal sudah diminta sejak tahun 2014.

"Lurah camat sudah punya data PKL. Kami ingin (terintegrasi dengan) smart city, Dinas UMKM bilang kasih waktu sampai Juni tapi kan saya sudah minta tahun lalu. Saya pikir Kepala Dinas UMKM ini ganti ibu-ibu saja, ditarik dari orang (Dinas) Sosial lagi biar kenceng kerjanya," kata Basuki. 

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengisyaratkan Joko Kundaryo bakal dipecat dari jabatannya. Senada dengan Basuki, Saefullah mengatakan Joko gagal merealisasikan beberapa program unggulan. "Kalau Pak Gubernur yang ngomong, biasanya benar. Tunggu saja," kata Saefullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com