Penyelesaian kasus Tragedi Mei 1998 belum jelas. Selama ini berkas yang berada di Kejaksaan Agung belum ada tanda tersentuh kembali untuk diselesaikan.
"Saya meminta kepada Bapak Presiden Joko Widodo untuk menyuruh bawahannya (Kejagung) untuk menyelesaikan kasus '98," ucap Ruyati.
Ruyati yakin kasus tersebut akan segera selesai jika ada mandat dari Presiden. Pasalnya, berkas tersebut sudah mencapai tahunan masuk dalam Kejagung.
Ruyati terus mencari anaknya, Eten, saat ia mengetahui anaknya tersebut tak pulang. Ia sendiri mengetahui anaknya pergi ke tempat tersebut. "Saya tahu dari anak saya yang paling kecil, katanya Aa (Eten) pergi ke sana," ucap Ruyati.
Saat itu Ruyati percaya Eten tak berbuat yang macam-macam. Sebab Eten sudah dianggap dewasa. Saat itu Eten juga baru pulang dari tempatnya mengajar di salah satu SMA di Bekasi. Namun, menjelang subuh, Eten tak pulang. Ruyati gelisah, akhirnya memutuskan untuk mencari Eten.
Ruyati akhirnya pasrah setelah melihat berita di salah satu program berita di televisi swasta yang memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk atas nama anaknya 'Eten Karyana'. KTP tersebut ditemukan di Yogya Plaza yang saat itu terbakar hebat.
Ruyati yakin anaknya bukan termasuk yang ikut menjarah toko. Menurut saksi mata yang bercerita kepadanya, Eten berusaha menyelamatkan seorang anak kecil yang meminta tolong di tengah kerumunan orang yang sedang asyik menjarah.
Kini, Ruyati tengah menanti penyelesaian kasus tragedi Mei '98. Untuk mengenang anaknya dan korban Mei '98 lainnya, Ruyati juga menanti peresmian Prasasti Mei '98 di TPU Pondok Rangon, Rabu (13/5/2015) nanti oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
"Upaya ini adalah salah satu bentuk tanggung jawab negara untuk merawat ingatan publik dan pemulihan pada korban" kata Ketua Subkomisi Partisipasi Masyarakat Komnas Perempuan Maria Amirrudin, Menteng, Jakarta Pusat, Senin sore.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.