Basuki mempertanyakan sikap Retno bersama tim kuasa hukumnya yang langsung menyampaikan keberatan mereka ke Balai Kota. Padahal, lanjut Basuki, Retno kerap mengirim SMS serta WhatsApp kepadanya.
"Kalau dia cuma WhatsApp kan dia enggak bisa dibikin berita, kalau dia datang bawa surat kan dijadiin berita pasti," kata Basuki di kantor Palyja, Rabu (19/5/2015).
Basuki mengatakan, Retno sudah pernah menyampaikan klarifikasi terkait kedatangannya ke SMA 2 dan meninggalkan ujian nasional (UN) di SMA 3 melalui WhatsApp. Retno, kata dia, sudah mengaku salah dan tetap bersikeras ingin memperjuangkan kebocoran ujian dengan menjadi Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Alasan itu pula yang menyebabkan Retno tidak menggunakan seragam dinas.
"Dia bilang ke SMA 2 berfungsi sebagai sekjen federasi yang didirikan pada tahun 2011. Nah, itu federasi enggak pernah terdaftar di DKI juga, saya pun enggak tahu ada aktanya," kata Basuki.
Meski ada kejadian ini, Basuki memastikan hal tersebut tidak terpengaruh pada kinerja kepala sekolah lainnya. Mereka tetap bekerja seperti biasanya. Lagi pula, lanjut dia, seharusnya Retno tidak memperuncing masalah ini. Sebab, jabatan kepala sekolah hanyalah tugas tambahan seorang guru.
"Kepala sekolah yang lain baik-baik aja kok, enggak ada yang stres. Selama kamu baik-baik, enggak akan ada ribut-ribut di DKI," kata Basuki.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.