Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM RI Siap Bantu Uji Beras Plastik di Bekasi

Kompas.com - 20/05/2015, 09:06 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) siap membantu untuk melakukan tes laboratorium terhadap sampel beras plastik yang ditemukan di Bekasi. Hal itu akan dilakukan apabila ada instansi yang meminta bantuan BPOM.

"Jika ada permintaan bantuan seperti itu, kami akan membantu. Jika memang laboratorium kami memungkinkan untuk melakukan tes itu," ujar pihak Humas BPOM, Nelly, ketika dihubungi, Selasa (19/5/2015) malam.

Kemarin, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi sudah mengambil sampel beras sintetis yang dijual di Pasar Mutiara Gading. Sampel tersebut rencananya akan dibawa ke BPOM untuk dilakukan tes laboratorium.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Bekasi Herbert Panjaitan mengatakan, hasil dari tes tersebut akan menjadi penentu keaslian beras tersebut. Apabila beras terbukti palsu, pihaknya akan menindaklanjuti ke jalur hukum.

Nelly mengatakan, hingga saat ini, BPOM RI belum menerima permintaan bantuan tersebut. Jika tes sudah dilakukan dan hasilnya sudah keluar, kata Nelly, instansinya akan menyerahkan kepada instansi terkait, dalam hal ini Disperindag Bekasi.

"Tetap hasil tesnya akan kami serahkan ke instansi terkait. Nah, sekarang kan belum (ada permintaan), tetapi kalau ada kami bersedia bantu," ujar Nelly.

Penemuan beras plastik pertama kali terungkap dari seorang pedagang bubur bernama Dewi Septiani (29). Dia mengaku telah membeli beras yang bercampur beras plastik sebanyak enam liter. Beras tersebut dia beli di salah satu toko langganannya. Dewi memang biasa membeli beras dengan jenis yang sama di toko tersebut seharga Rp 8.000 per liter.

Keanehan dari beras tersebut dia rasakan setelah mengolahnya menjadi bubur. "Saya coba masak untuk dagang bubur, nah di situ ada keanehan. Biasanya, dimasak satu jam, nasinya sudah halus. Sekarang, setelah satu jam, butiran berasnya hanya membesar, tetapi enggak halus. Airnya di atas, berasnya di bawah," ujar Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com