Bahkan para pedagang yang sebelumnya bukan berdagang makanan pun saat ini sudah dapat menyajikan makanan yang menarik.
"Yang sebelumnya jadi penjual kopi, sudah bisa masak nasi goreng yang enak. Yang tadinya menyewakan sepeda, sekarang sudah bisa masak soto tangkar," kata Ketua tim pelatihan Lenggang Jakarta, Diki Pracoyo saat ditemui di sela-sela kunjungan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di lokasi tersebut, Rabu (20/5/2015).
Menurut Diki, pelatihan terhadap para pedagang Lenggang Jakarta didanai oleh sejumlah pihak, mulai dari Rekso Group, Sosro, Bank Mandiri, Telkom, dan Bank DKI. Proses pelatihannya dilakukan sejak Desember 2014.
"Desember mulai tahapan training. Trainingnya dilakukan berkesinambungan. Jadi berkelanjutan secara terus menerus, traning seminggu, praktik seminggu, begitu terus sampai akhirnya mereka bisa," ujar Diki.
Lenggang Jakarta adalah lokasi binaan yang diperuntukan untuk pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di kawasan Monas.
Ada sekitar 329 pedagang yang nantinya akan menempati lokasi tersebut, tidak hanya pedagang kuliner, tetapi juga pedagang souvenir.
Transaksi pembayaran di Lenggang Jakarta nantinya akan sepenuhnya menggunakan sistem non cash melalui kartu e-money.
Nantinya di semua kios pedagang di Lenggang Jakarta akan dilengkapi mesin electronic data capture (EDC). Untuk jam operasional, Lenggang Jakarta nantinya akan beroperasi dari pukul 06.00-23.00 pada hari biasa, dan 24 jam saat akhir pekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.