Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Naiman Tak Lapor ke Petugas Seusai Keracunan Beras Plastik

Kompas.com - 26/05/2015, 15:08 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keluarga Naiman (55) mengaku tidak berani untuk melaporkan kasus yang menimpanya terkait beras plastik, Sabtu (16/5/2015) lalu. Saat itu, pihak keluarga menganggapnya sebagai musibah.

"Awalnya kami anggap ini (keracunan beras plastik) sebagai musibah. Jadi, tidak lapor ke siapa-siapa. Lagi pula, kami juga tidak tahu mau lapor ke siapa," ungkap istri korban, Nyai Saripah (42), saat ditemui Kompas.com di Depok, Selasa (26/5/2015) siang.

Sementara itu, anak sulung korban, Nenti (30), mengaku tidak tahu bahwa hal tersebut wajib dilaporkan. Menurut ibu satu anak itu, pihak keluarga khawatir jika dilaporkan ke pihak terkait, hal ini justru akan berimbas kepada keluarga mereka sendiri.

"Ibu saya trauma dan takut berurusan dengan polisi. Waktu itu, ibu saya takut, kalau dilaporkan, nanti malah ditangkap polisi. Makanya, lapornya setelah sembuh," tutur Nenti.

Keluarga Naiman menerima beras tersebut dari warga Perumahan Depok Jaya, Jalan Nanas RT 03/03, Depok Jaya, Depok, Sabtu lalu. Keluarga Naiman merasakan keracunan pada Senin (18/5/2015) seusai mengonsumsi beras plastik yang telah diolah sehari sebelumnya, Minggu (17/5/2015).

Rinciannya, selain Naiman, keluarga lainnya yang ikut makan adalah istrinya, Saripah, anak pertamanya, Nenti (30), dan anaknya Khusnul (9), anak kedua Nita (27), beserta suaminya Asep (35), dan anak bungsu Naiman, Nopriansyah (20). Namun, hanya Naiman, Saripah, dan Nita yang mengalami keracunan paling parah sehingga harus menerima perawatan medis.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com