"Ada luka fisik di wajah yang bersangkutan, luka fisik. Kalau dia bunuh diri harusnya mulus," kata Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jumat (29/5/2015).
Sebelumnya, polisi juga pernah mengungkap adanya sejumlah luka lebam di tubuh Akseyna. Namun, dugaan saat itu adalah luka tersebut sebagai akibat gesekan atau benturan dengan batu atau benda-benda lainnya saat tubuhnya tenggelam di danau.
Krishna menuturkan, kepolisian sudah melakukan gelar perkara ulang untuk kasus kematian Akseyna. Hasilnya, ada beberapa hal yang membuat kematiannya tidak wajar.
"Dari hasil gelar ulang, kami menduga mati tidak wajar tersebut bukan karena bunuh diri," sebut Krishna.
Selain adanya luka di wajah, polisi juga menemukan keanehan dari cara meninggalnya Akseyna. Sebab, Akseyna membawa tas yang diisi batu tanpa diikat kuat ke tubuhnya. Dengan demikian, bila melakukan bunuh diri, maka ia akan berpotensi melepaskan diri dari tas berisi batu itu. Lain halnya bila ia sudah tewas lebih dulu baru ditenggelamkan. Namun, karena ada air dalam jumlah cukup banyak di paru-paru, polisi menduga Akseyna masih hidup saat ditenggelamkan. Ia masih bernapas sehingga air danau masuk ke paru-parunya.
Saat ini, polisi masih melakukan investigasi mendalam untuk kasus ini. Sementara itu, meskipun diduga kuat ini merupakan kasus pembunuhan, polisi belum mengarahkan penyelidikan ke pencarian tersangka. "Kita tidak bisa berasumsi tersangka tanpa ada hasil investigasi yang mendalam," ungkap Krishna.