Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2015, 20:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Negara Republik Indonesia memberi hibah lahan seluas 1,2 hektar di Ciputat kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pembangunan langsir (depo transisi) kereta Mass Rapid Transit (MRT). Meski demikian, pemberian hibah itu ternyata tidak "gratis".

Polri mengajukan sejumlah kompensasi yang harus dipenuhi Pemprov DKI. Adapun kompensasi yang diminta Polri kepada DKI adalah pembangunan asrama sebanyak 60 pintu, pembangunan jembatan sepanjang 40 meter x 8 meter, pembangunan waduk seluas 2.500 meter persegi, serta renovasi kantin.

Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengaku siap memenuhi kompensasi itu.

"Soal kompensasi, kami tidak masalah, memang harus diganti ya untuk bangun (depo MRT). Makanya kami malahan mau kasih lebih banyak daripada (kompensasi) yang diminta, supaya nampung orang lebih banyak lagi," kata Basuki seusai menandatangani berita acara penyerahan aset MRT bersama Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) Komjen Syafruddin, di Lemdikpol, Ciputat, Rabu (3/6/2015).

Terlebih, lanjut dia, pihak kepolisian telah memberi lahan yang luas untuk menunjang pembangunan MRT koridor I, Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI). Basuki menjanjikan segera membangun kompensasi yang diminta pihak kepolisian, setelah proses pencatatan aset selesai dilakukan.

"Untuk (pembangunan) waduk, saya kira tunggu bongkarnya (lahan). Segera sih (pembangunannya), (luas) 2.000 meter mah gampang, (DKI) kirim alat berat langsung jalan (pembangunan waduk). Lagian ini kan kepolisian masih negara Republik Indonesia, bukan kepolisian negara lain," kata Basuki.

Sementara itu Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, Pemprov DKI telah memberi dana sebesar Rp 120 miliar untuk kompensasi. Anggaran tersebut telah digunakan sebesar Rp 50 miliar dan masih tersisa Rp 70 miliar.

"Lantas yang belum kewajiban Pemprov DKI, untuk pelebaran sungai yang terkena tanah milik Polri. Pemprov DKI harus mendesain terlebih dahulu. Jadi yang pelebaran sungai belum kami kompensasi," kata Heru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

4 Bocah di Jagakarsa Dibunuh 3 Hari Sebelum Ditemukan Tewas

4 Bocah di Jagakarsa Dibunuh 3 Hari Sebelum Ditemukan Tewas

Megapolitan
4 Anak di Jagakarsa Dibunuh Dalam Keadaan Sadar

4 Anak di Jagakarsa Dibunuh Dalam Keadaan Sadar

Megapolitan
Ayah yang Diduga Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Sempat Rekam Video Sebelum dan Sesudah Pembunuhan

Ayah yang Diduga Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Sempat Rekam Video Sebelum dan Sesudah Pembunuhan

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta Sudah Surut

Megapolitan
4 Anak di Jagakarsa Dibunuh Secara Bergantian oleh Sang Ayah

4 Anak di Jagakarsa Dibunuh Secara Bergantian oleh Sang Ayah

Megapolitan
Polisi: Ayah di Jagakarsa Bunuh 4 Anaknya dengan Cara Dibekap

Polisi: Ayah di Jagakarsa Bunuh 4 Anaknya dengan Cara Dibekap

Megapolitan
Keluh Pedagang Cabai di Pasar Tomang Barat: Harganya Melonjak, tapi Kualitasnya Terkadang Menurun

Keluh Pedagang Cabai di Pasar Tomang Barat: Harganya Melonjak, tapi Kualitasnya Terkadang Menurun

Megapolitan
Diduga Ingin Bunuh Diri, Seorang Pria Loncat ke Sela Peron Stasiun Depok

Diduga Ingin Bunuh Diri, Seorang Pria Loncat ke Sela Peron Stasiun Depok

Megapolitan
Mayat Perempuan yang Terlakban di Cikarang Timur Tiba di RS Polri Kramatjati

Mayat Perempuan yang Terlakban di Cikarang Timur Tiba di RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Ayah yang Diduga Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Ditetapkan Jadi Tersangka

Ayah yang Diduga Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Ditetapkan Jadi Tersangka

Megapolitan
Kriminolog Minta Polisi Hukum Mati Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa

Kriminolog Minta Polisi Hukum Mati Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa

Megapolitan
Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Sudah Bisa Diajak Bicara

Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Sudah Bisa Diajak Bicara

Megapolitan
Mayat Perempuan Ditemukan dalam Kondisi Mulut, Tangan, dan Kaki Dilakban di Cikarang Timur

Mayat Perempuan Ditemukan dalam Kondisi Mulut, Tangan, dan Kaki Dilakban di Cikarang Timur

Megapolitan
Kasus Covid-19 Kembali Melonjak di Jakarta, Epidemiolog: 5M Harus Dibudayakan Lagi

Kasus Covid-19 Kembali Melonjak di Jakarta, Epidemiolog: 5M Harus Dibudayakan Lagi

Megapolitan
Kondisinya Membaik, Polisi Periksa Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa

Kondisinya Membaik, Polisi Periksa Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com