Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-liku Mengurus Jaminan Sosial

Kompas.com - 09/06/2015, 17:46 WIB

Waktu tunggu yang lebih lama dialami Mahmun (61), warga Cimanggis, saat mendaftarkan BPJS Kesehatan cucunya. Dia bahkan berada di lokasi pendaftaran sejak pukul 04.00. Namun, karena terdapat kesalahan data, dia harus melakukan perbaikan ke dinas sosial sehingga harus kembali mengantre dari awal.

"Saya kembali lagi kemari (lokasi pendaftaran) pukul 11.00 dan nomor antrean saya sudah 197. Padahal, saat pertama kali datang, saya dapat nomor antrean 4. Saya sudah capek bolak-balik, tapi harus ngulang antre dari awal lagi," ungkapnya.

Sugeng (32), warga Ciawi, juga mengeluhkan hal yang sama. Walau sudah mengantre sejak pukul 09.00, dia harus menunggu hingga pukul 14.00. "Aktivitas saya terganggu karena waktu tunggu yang enggak jelas. Ngantrenya juga capek. Untung petugasnya ramah," ujarnya.

Selain waktu tunggu yang lama, pendaftaran BPJS Kesehatan juga mengalami kendala lain, seperti jaringan komputer yang mati tiba-tiba.

"Saya sudah datang kemari, Senin (27/4). Tetapi, kata petugas BPJS, jaringannya mati sehingga pendaftaran tidak bisa dilakukan," ujarnya.

Sugeng berharap, pengelola BPJS dapat segera menemukan solusi waktu tunggu yang lama tersebut sehingga tidak mengganggu aktivitas warga yang hendak mendaftar.

Selain waktu tunggu yang lama dan jaringan yang terputus, tempat mengantre pendaftaran juga harus lebih diperhatikan. Di Kantor BPJS Bogor, warga mengantre di halaman kantor. Walau sudah dipasang tenda, tetap saja warga masih kepanasan. Apalagi, lokasinya berada di pinggir jalan umum sehingga terpolusi debu kendaraan.

Sebagian warga Kota Tangerang Selatan, terutama yang mengurus BPJS secara pribadi atau mandiri, juga mengeluhkan ribetnya proses pembuatan kartu jaminan kesehatan tersebut.

Mereka datang mengambil dan mengisi formulir di Kantor Perwakilan BPJS di Taman Tekno, Serpong, Tangerang Selatan. Setelah mengisi formulir itu, warga yang harus memiliki rekening di salah satu dari tiga bank pemerintah, yakni BRI, BNI, atau Mandiri, wajib membayar dana BPJS ke salah satu dari tiga bank itu.

Selanjutnya, mereka harus kembali lagi ke kantor perwakilan BPJS untuk memasukkan bukti pembayaran dan menerima kartu anggota.

"Saya datang ke kantor BPJS pagi. Ambil nomor dan antre. Begitu selesai mengisi dan memasukkan formulir, saya ke bank keluar dari kompleks perkantoran. Begitu balik lagi, siang hari saya harus mengambil nomor dan antre untuk mendapatkan kartu BPJS. Ribet," kata Merry Linawati (50), warga Pamulang yang mengurus BPJS cucunya, Keyla (2), akhir Mei lalu. (PIN/B06/B07)

----------------------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Selasa, 9 Juni 2015, dengan judul "Lika-liku Mengurus Jaminan Sosial".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com