Kepada petugas di bagian pelayanan pendaftaran pasien, yang menggunakan seragam batik bertepatan hari batik se-Kota Tangerang, Faisal memastikan bisa menjalani pengobatan dan perawatan di rumah sakit itu. Pihak pelayanan mengatakan, dijamin pelayanan pengobatan dan rawat inap gratis.
Baik Rohyatul maupun Rohmah bersama suami mereka berterima kasih karena persalinan lancar. Mereka juga mendapat pelayanan baik selama rawat inap serta tidak dipungut biaya.
Surat rujukan
Kepala Instalasi Manajemen Rekam Medis dan Instalasi Kesehatan RSUD Kota Tangerang Romaden Marbun membenarkan bahwa pasien pengguna multiguna dan JPKMKT (warga Kota Tangerang) serta BPJS harus menyertakan sejumlah persyaratan ketika akan mendapat perawatan jalan ataupun inap secara gratis di rumah sakit ini.
Mereka diwajibkan menyertakan masing-masing empat lembar untuk surat rujukan dari puskesmas, KK dan KTP Kota Tangerang, atau BPJS. Persyaratan ini hanya sekali diserahkan kepada petugas sewaktu mendaftar di setiap poli. Petugas akan melihat validasi KTP dan KK atau BPJS.
"Bukan hanya warga Kota Tangerang yang dilayani di RSUD ini. Dalam sejumlah kasus mendesak, seluruh warga dari wilayah Indonesia dapat dilayani di RSUD ini," papar Marbun.
RSUD tanpa kelas milik Pemerintah Kota Tangerang mulai beroperasi sejak Maret 2014. Seremoni tidak mengundang Menteri Kesehatan serta pejabat negara dan Provinsi Banten untuk meresmikannya. Saat itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah memilih mengajak masyarakat untuk bersama-sama meresmikan rumah sakit tersebut. Alasannya cukup sederhana karena itu adalah rumah sakit rakyat.
Membangun kota cerdas tidak hanya semata membutuhkan warga yang sehat. Akan tetapi, dalam memberikan pelayanan terhadap warganya, pemerintah harus menyajikan data terlengkap, tercepat, transparan, dan mudah diakses. Makanya, dibutuhkan data yang bersinergi dan terintegrasi.
Ketua Dewan Teknologi Informatika dan Komunikasi Daerah (Detikda) Kota Tangerang Prof Harjanto Prabowo mengatakan, para ilmuwan di kota pendidikan ini sangat mendukung konsep kota cerdas yang dibangun Pemerintah Kota Tangerang melalui LIVE atau hidup (livable/layak huni, investable/layak berinvestasi, visitable/layak dikunjungi, dan e-city berbasis teknologi/elektronik).
Arief mengatakan, partisipasi dari para ilmuwan ini dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan alam yang dimiliki untuk menggabungkan 89 aplikasi di SKPD se-Kota Tangerang menjadi satu dan terpadu, saling bersinergi dan terintegrasi untuk mempercepat layanan publik.
Pengamat ekonomi publik dari UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, Tangerang Selatan, Djaka Badranaya, mengatakan, keberhasilan pembangunan kota selama lima tahun memimpin, wali kota itu melakukan banyak hal yang baik dengan menumbuhkan kepedulian warganya untuk bangun kota. Jika kepedulian membangun kota sudah tumbuh di tengah masyarakat, akan lebih mudah membangun kotanya dalam waktu yang panjang.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Juni 2015, di halaman 22 dengan judul "Operasikan RSUD Tanpa Kelas".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.