Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidikan Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI Jalan di Tempat

Kompas.com - 11/06/2015, 18:18 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidikan kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia Akseyna Ahad Dori sudah diarahkan ke pembunuhan. Namun, hingga kini penyidik belum juga menemukan titik terang dugaan pelakunya.

Sudah hampir dua bulan kasus tersebut seakan jalan di tempat. Belum banyak perkembangan berarti setiap kali polisi memberikan keterangan kepada wartawan.

Menurut Kriminolog Universitas Indonesia Eko Haryanto, minimnya informasi terkait hubungan Akseyna dengan orang-orang yang memiliki motif pembunuhan menjadi alasan. Sebab, hingga kini polisi belum juga menemukan motif yang kuat orang untuk membunuh Akseyna.

"Memang perlu didalami orang yang pernah cekcok, atau tidak suka kepada korban, karena dia mungkin memiliki motifnya," kata Eko kepada Kompas.com, Kamis (11/6/2015).

Polisi sudah memeriksa ulang orang-orang yang dekat dengan Akseyna untuk memperoleh motif yang dimaksud. Polisi telah memeriksa teman-teman kampus, kos, hingga keluarga.

Orang dekat Eko mengatakan, pembunuhan secara umum dilakukan oleh orang dekat. Jika tidak ada motif yang benar-benar khusus, maka pelakunya kemungkinan besar adalah orang dekat.

"Faktanya demikian, orang dekat berpotensi melakukan pembunuhan. Pembunuhan itu rata-rata orang yang sangat dekat," ujar dia.

Ia mencontohkan, kasus pembunuhan bocah Angeline tersangka pembunuhnya adalah orang dekat. Sehingga ada dugaan pembunuh Akseyna pun adalah orang dekatnya. Sebab, orang dekat memiliki motif yang umum dalam membunuh.

Eko mengira polisi sudah memiliki kecurigaan terhadap beberapa orang dekat Akseyna, tetapi belum cukup bukti untuk menentukan tersangka.

TKP rusak

Salah satu kendala terbesar dari kasus ini adalah rusaknya tempat kejadian perkara (TKP). Sehingga, polisi kesulitan menemukan jejak pelakunya.

"Kami sayangkan TKP yang rusak karena begitu banyak warga yang datang sebelum polisi lakukan olah TKP," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, beberapa waktu lalu.

Krishna mengatakan, pada malam yang menjadi waktu pembunuhan Akseyna, TKP diguyur hujan yang cukup deras. Kemudian, dari kondisi sepatu Akseyna yang rusak di bagian tumit, ada dugaan pemuda asal Yogyakarta itu diseret.

Sehingga, bila TKP tidak rusak, penyidik kemungkinan dapat menentukan jejak yang ditimbulkan di tanah dari penyeretan tersebut.

Jika TKP tidak rusak, anjing pelacak pun memiliki potensi besar untuk mengetahui arah larinya pelaku. Krishna mengatakan, rusaknya TKP ini bisa jadi pelajaran untuk kasus-kasus selanjutnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com