Kompas.com sempat melihat kondisi ruang isolasi yang ada di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta. Ruangan tersebut didesain mirip dengan klinik kecil dengan sejumlah peralatan dan tempat tidur pasien layaknya di rumah sakit atau puskesmas.
Selain itu, ada sejumlah peralatan berupa masker, sepatu bot, pakaian steril, dan lainnya yang merupakan protective gear untuk petugas di sana.
"Ini protective gear dipakai petugas di sini kalau ada penumpang yang diduga terkena virus MERS," kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Bandara Soekarno-Hatta, Oenedo Gumarang, Kamis (11/6/2015).
Petugas di bandara menyimpulkan seorang penumpang diduga terjangkit virus MERS setelah melewat pemeriksaan melalui mesin thermo scanner atau pendeteksi suhu tubuh.
Mesin tersebut ditempatkan di salah satu lorong, tempat di mana penumpang yang baru tiba akan lewat untuk menuju ke tempat pengambilan bagasi.
Cara kerja mesin itu pun sederhana, yakni langsung merekam suhu badan setiap orang yang lewat di sana. Jika didapati ada yang suhu badannya 38 derajat celsius ke atas, orang tersebut akan diarahkan ke holding room untuk diwawancara sejenak oleh dokter yang berjaga.
Dokter itu akan menyimpulkan apakah penumpang akan dimasukkan ke ruang isolasi atau tidak. Di ruang isolasi, ada dua dokter. Mereka yang mengenakan protective gear akan memeriksa lebih detail kondisi tubuh si penumpang yang diduga kena virus MERS.
Jika dirasa perlu, petugas akan merujuk penumpang itu ke Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Kita pilih di RSPI itu karena dekat dengan litbangnya, jadi bisa diteliti lebih lanjut," kata Gumarang.
Petugas di ruang isolasi akan meneruskan informasi tentang penumpang yang diduga kena virus MERS ke Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Penumpang tersebut juga akan mendapatkan perawatan secara intensif sehingga virus MERS diharapkan tidak menular.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.