Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/06/2015, 16:57 WIB
|
EditorDesy Afrianti
JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar peziarah yang mengunjungi Taman Permakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, Minggu (14/6/2015) merasa terganggu dengan ramainya pedagang serta penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Dari mulai pintu masuk sampai ke area makam yang paling dalam, peziarah bisa dengan mudah menemui pedagang atau PMKS yang berharap sedekah.

Biryan (36), warga asal Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tidak betah dengan pemandangan di sekitar makam mendiang ayahnya yang berada tiga blok dari pintu utama.

Dia mengaku tidak bisa khusyuk berdoa bersama keluarganya karena ada pedagang kerak telor di samping kirinya yang terus menyerukan dagangannya kepada setiap orang yang lewat.

"Ini memang masalah setiap tahun, Mas. Saya enggak masalah ya kalau mereka mau cari rezeki di sini, tetapi minimal hormati lah orang yang mau berdoa," kata Biryan, Minggu sore.

Selain terganggu dengan suara para pedagang, Biryan juga merasa risih ketika dia tiba-tiba didatangi oleh PMKS, mulai dari anak kecil hingga lanjut usia.

Menurut Biryan, ada beberapa di antara mereka yang tidak mau pergi jika belum diberi sedekah. Peziarah lainnya, Nur (58), menilai kondisi di TPU Karet Bivak sudah sama dengan suasana yang ada di pasar malam atau pasar kaget.

Tempat berjalan kaki yang seharusnya lengang sampai jadi macet karena diduduki oleh pedagang di sebelah kiri dan kanan jalan.

"Ziarah ke makam kayak ke pasar malam saja. Ramai sekali sampai jalan saja susah," ujar Nur.

Kehadiran pedagang dan PMKS memang sangat ramai, terlebih pada hari libur seperti hari ini. Pantauan Kompas.com, di beberapa area makam yang sepi, digunakan sebagai tempat berkumpul sejumlah PMKS.

Banyak di antara mereka yang duduk, berdiri, dan bermain di area makam orang lain yang baru saja disekar oleh ahli waris.

Aroma makanan pun cukup kental menandakan banyaknya pedagang di sana, yaitu pedagang kerak telor, kue rangi, siomay, ketoprak, bakso, dan lainnya.

Kehadiran pedagang di sana sempat menghalangi jalan masuk yang biasa digunakan sebagai akses mobil ambulans ke dalam area makam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Luhut Hadir sebagai Saksi dalam Sidang Kasus Pencemaran Nama Baiknya

Luhut Hadir sebagai Saksi dalam Sidang Kasus Pencemaran Nama Baiknya

Megapolitan
Lagi, Polisi Tangkap Penipu Jual Beli Tiket Konser Coldplay

Lagi, Polisi Tangkap Penipu Jual Beli Tiket Konser Coldplay

Megapolitan
Sidang Haris-Fatia Vs Luhut di PN Jakarta Timur Tertutup untuk Umum

Sidang Haris-Fatia Vs Luhut di PN Jakarta Timur Tertutup untuk Umum

Megapolitan
Sering Terima Janji-janji, Umat Gereja Ibu Teresa Sempat Tak Percaya Pemkab Bekasi Keluarkan Izin

Sering Terima Janji-janji, Umat Gereja Ibu Teresa Sempat Tak Percaya Pemkab Bekasi Keluarkan Izin

Megapolitan
Pemilik Yayasan STIE Tribuana Tantang Ungkap Oknum Jual Beli Ijazah Kampusnya

Pemilik Yayasan STIE Tribuana Tantang Ungkap Oknum Jual Beli Ijazah Kampusnya

Megapolitan
Pemprov DKI Ingatkan, Tempat Pemotongan Hewan Kurban Harus Punya Penampungan Limbah

Pemprov DKI Ingatkan, Tempat Pemotongan Hewan Kurban Harus Punya Penampungan Limbah

Megapolitan
Kantongi Izin Pemkab Bekasi, Pihak Gereja Ibu Teresa Bakal Dirikan 3 Bangunan Sekaligus

Kantongi Izin Pemkab Bekasi, Pihak Gereja Ibu Teresa Bakal Dirikan 3 Bangunan Sekaligus

Megapolitan
Sopir Ambulans Buka Suara, Bantah Pukul Sopir Truk di Pademangan dan Jelaskan Alasan Rampas Ponsel

Sopir Ambulans Buka Suara, Bantah Pukul Sopir Truk di Pademangan dan Jelaskan Alasan Rampas Ponsel

Megapolitan
Tipu Daya Si Kembar Kelabui Calon Pembeli iPhone: Gembar-gembor Harga Super Miring

Tipu Daya Si Kembar Kelabui Calon Pembeli iPhone: Gembar-gembor Harga Super Miring

Megapolitan
Hari Ini, Luhut Disebut Hadir sebagai Saksi Sidang Haris Azhar dan Fatia

Hari Ini, Luhut Disebut Hadir sebagai Saksi Sidang Haris Azhar dan Fatia

Megapolitan
Lurah Balekambang Sebut SMP dan SMA GIS Punya Parkir Luas, Tak Ikut Sebabkan Macet di Jalan Raya Condet

Lurah Balekambang Sebut SMP dan SMA GIS Punya Parkir Luas, Tak Ikut Sebabkan Macet di Jalan Raya Condet

Megapolitan
Disebut Jual Beli Ijazah, Pemilik STIE Tribuana: Saya Nyatakan Hoaks!

Disebut Jual Beli Ijazah, Pemilik STIE Tribuana: Saya Nyatakan Hoaks!

Megapolitan
Izin Kampus Dicabut, STIE Tribuana Bantah Lakukan Pelanggaran Berat

Izin Kampus Dicabut, STIE Tribuana Bantah Lakukan Pelanggaran Berat

Megapolitan
KPI Bantah Anggotanya Terlibat Kasus Peredaran Ganja Seberat 4,5 Kg di Tangerang

KPI Bantah Anggotanya Terlibat Kasus Peredaran Ganja Seberat 4,5 Kg di Tangerang

Megapolitan
Kala Tower BTS Berdiri Tanpa Izin di Pekarangan Rumah Orang, Warga Menolak, Satpol PP Bertindak

Kala Tower BTS Berdiri Tanpa Izin di Pekarangan Rumah Orang, Warga Menolak, Satpol PP Bertindak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com