Seperti yang terlihat pada saat gangguan kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, pada Senin (15/6/2015) dini hari. Penumpang yang berasal dari latar belakang berbeda ini seakan sudah saling mengenal. Mereka merasa senasib sependeritaan. Satu tujuan.
Pada tengah malam itu penumpang sudah lelah. Penumpang yang naik kereta Jatinegara-Manggarai ini ingin segera beristirahat, bertemu keluarga di rumah.
Tetapi, apa daya, gerbong yang mereka tumpangi ditinggal oleh rangkaian kereta terakhir yang berangkat ke arah Bogor.
Perjalanan mereka terhenti hanya sampai Stasiun Manggarai. Kereta yang mereka tumpangi hanya selisih beberapa menit dari Commuter Line terakhir tujuan Bogor yang datang dari arah Kota.
Penumpang kecewa. Sebab, saat kereta berangkat dari Tanah Abang, petugas memberitahukan masih ada kereta ke Bogor.
Petugas tersebut memberi informasi bahwa rangkaian kereta ke Bogor masih berada di Stasiun Juanda. Penumpang berpikir dapat mengejar kereta tersebut, transit di Stasiun Manggarai.
Kereta berangkat dari Tanah Abang sekitar pukul 24.00 WIB dengan kecepatan normal melawati Stasiun Karet dan Sudirman.
Saat melintas di Stasiun Sudirman, aplikasi Commuter Line di Android menunjukkan bahwa kereta dari Kota masih berada di Stasiun Juanda. Itu artinya penumpang masih punya banyak waktu untuk menunggu kereta itu di Stasiun Manggarai. Penumpang duduk tenang.
Tetapi, kondisi berkata lain. Begitu sampai di Stasiun Manggarai, petugas memberi tahu bahwa sudah tidak ada lagi kereta ke Bogor. Penumpang mulai panik, terancam tak bisa pulang.
Tidak ada kejelasan tentang kereta yang tadi dikatakan berada di Stasiun Juanda itu. Di aplikasi Commuter Line,kereta di Juanda juga sudah tidak terlihat.
Dengan emosi, beberapa perwakilan penumpang langsung mendatangi kantor ruang pengawas peron Stasiun Manggarai.
Kereta tak terlacak
Penanggung jawab Stasiun Manggarai, Eka, mengatakan, jajarannya tidak mendapatkan sinyal kereta Jatinegara-Manggarai sehingga kereta terakhir tujuan Bogor langsung berjalan tanpa menunggu rangkaian kereta tersebut.
"Petugas dari sana juga tidak melakukan koordinasi ke kami sehingga kami tidak tahu kalau masih ada kereta," kata Eka. Kereta dari Jatinegara-Manggarai itu tiba-tiba masuk di jalur lima.