Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gangguan Kereta dan Kompaknya Penumpang Commuter Line

Kompas.com - 16/06/2015, 06:03 WIB

Penumpang kesal, tidak terima dengan jawaban itu. Mereka menuntut solusi pihak stasiun agar bisa memberangkatkan ke tujuan masing-masing.

"Harus tanggung jawab dong, kami jadi tidak bisa pulang. Ini namanya dirugikan," teriak salah satu penumpang laki-laki. "Kalau kami terlewat satu stasiun saja saat tap out didenda Rp 50.000, petugas yang salah masa tidak ada konsekuensinya."

Rangkaian kereta luar biasa

Setelah berembuk, akhirnya Wakil Kepala Stasiun Manggarai Jaja berjanji akan memberangkatkan satu rangkaian kereta luar biasa ke arah Bogor.

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 01.50 WIB. Hampir dua jam penumpang yang tidak sedikit perempuan itu berada di Stasiun Manggarai.

Beberapa penumpang sudah terlelap tidur di lantai peron stasiun. Ada juga yang sibuk main ponsel, duduk-duduk sambil makan penganan.

Hanya sampai Cilebut

Petugas memutuskan kereta hanya berangkat sampai di Stasiun Cilebut, tak sampai di Bogor. Semua penumpang didata.

Wajah penumpang yang berjumlah 50 orang itu kembali ceria. Optimisme tergambar di wajah mereka, segera bertemu keluarga.

Tetapi, ada seorang perempuan yang tetap muram. Ani, wanita lanjut usia itu nyaris menangis saat mengatakan bahwa duitnya sudah habis. Dia khawatir tidak bisa pulang karena kehabisan ongkos. Apalagi kereta tak sampai Stasiun Bogor.

Ani harus memiliki uang sedikitnya Rp 50.000 untuk naik ojek dari Stasiun Cilebut menuju rumahnya di Ciomas, Bogor.

Akhirnya salah seorang penumpang berinisiatif untuk meminta sumbangan. Mereka membuat lingkaran dan mengumpulkan uang.

"Ini sudah terkumpul uang, kita sepakat memberikannya kepada Ibu Ani ya," kata salah seorang penumpang. "Iya," kata penumpang lainnya menjawab dengan kompak.

Dengan gemetar Ibu Ani menerima sejumlah uang recehan yang sudah lusuh itu. Sambil menitikkan air mata Ibu Ani mengucapkan terima kasih. "Saya senang akhirnya bisa pulang. Saya tenang," kata Ibu Ani.

Wanita yang berumur sekitar 70 tahun itu mengaku hanya membawa uang Rp 15.000 untuk menengok cucunya di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Uang sebesar itu cukup untuk pergi pulang naik kereta.

"Tetapi, keretanya bermasalah," kata Ani. "Saya terharu, saya benar-benar mau menangis tadi saat menerima uang itu."

Kebersamaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com