"Mana nih orang Kebersihan? Mana nih Kebersihan Pusat? Atau enggak Pak Wali, mana nih," seru Basuki, di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, Selasa (16/6/2015).
Sontak pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang berdiri di belakangnya langsung mencari-cari petugas Sudin Kebersihan Jakarta Pusat, Mangara, Lurah Tanah Abang, serta Camat Tanah Abang Hidayatullah.
"Pak Wali Pak Wali, dipanggil Gub, Pak," panggil seorang pejabat DKI kepada Mangara.
Ketika Mangara menghampiri Basuki, saat itu pula, ada seorang petugas Seksi Kebersihan Kelurahan Tanah Abang yang sigap memungut sampah-sampah plastik di atas sebuah kuburan.
"Ini kuburan terlantar, punya anak muda lho ini, umurnya muda pas meninggal. Jangan sampai ada sampah berserakan," kata Basuki kepada Mangara yang berdiri di sisinya.
Sementara petugas kebersihan masih terus memungut sampah di sana dan memasukkannya ke dalam kantong sampah. Sepanjang itu, Basuki tak henti-hentinya berbicara dan menasehati petugas-petugas di sana. Dia meminta petugas kebersihan tidak memilih-milih dalam membersihkan kuburan.
"Kuburan-kuburan yang banyak sampah ini pasti karena keluarganya tidak pernah kasih uang ke petugas, jadi enggak pernah dibersihin. Tuh kuburan di sana rapi banget, pasti dikasih uang setiap ziarah. Kalau mereka keluarganya enggak ada duit, ya kita yang urus dong keluarganya, jangan ada sampah berserakan kayak gini," kata Basuki.
"Kalau sampahnya dibersihkan, bapak-bapak bukan cuma dapat gaji tapi juga dapat pahala, lho. Dobel ini pahalanya dunia akhirat," kata Basuki lagi.
Pada akhir kesempatan, Basuki kembali memanggil petugas kebersihan Kelurahan Tanah Abang yang membersihkan sampah di sana.
"Mas, jangan lupa ya sampah enggak boleh ada di kuburan, jangan kotor. Entar arwahnya bangkit, kejar-kejar lo, lho," celetuk Basuki.
Petugas itu mengangguk dan tertawa mendengar celetukan Basuki.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.