"Di sini emang sering. Terakhir dua tahun menjelang Ramadhan juga. Tuh kena asbes sampai sekarang masih bolong," ujar Romlah, salah seorang warga di lokasi kejadian, Selasa (16/6/2015).
Romlah menyebut ciri-ciri peluru yang ditemukan beberapa tahun lalu tidak jauh berbeda dengan peluru yang kembali muncul tahun ini. Bentuknya seukuran setengah kelingking, berujung lancip dan berwarna kuning.
Romlah mengatakan, warga menemukan sekitar enam peluru pada waktu itu. Akan tetapi, temuan peluru tersebut tidak dilaporkan ke polisi. Sebab, peluru nyasar itu tidak sampai memakan belum adanya korban akibat peluru nyasar tersebut.
"Waktu itu enam peluru. Nemu di dapur, di kamar mandi, di warung sini, terus ada tiga di kebon pisang juga. Akhirnya dibuang aja pelurunya sama anak-anak," ujar Romlah.
Warga lain, Khodijah, menceritakan, beberapa bulan lalu seorang tukang sayur terserempet peluru nyasar. Tangannya terluka.
"Jadi lagi dorong gerobak, terus ada peluru cuma nyerempet tangannya doang. Sampai sekarang belum sembuh bener. Kasian, mana udah tua juga," ujar Khodijah.
Atas seringnya kejadian ini, Khodijah mengaku menjadi merasa tidak aman tinggal di lingkungan tersebut. Kewaspadaan harus tetap dijaga setiap waktu.
"Saya kalau lagi masak terus ada bunyi pletuk-pletuk di genteng, udah was-was takutnya ada peluru," ujar Khodijah.
Sebelumnya, seorang bocah, Rian Riawan (10) terkena peluru nyasar di bagian punggung kirinya. Ketika itu, Rian sedang bermain playstasion bersama teman-teman di rumahnya. Rian kini sedang dirawat di Rumah Sakit Polri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.