Andri (22), salah satu pengguna park and ride Cililitan yang menolak rencana pemerintah itu. Menurut dia, park and ride merupakan tempat alternatif pengendara motor parkir dan menyambung kendaraan pribadi, selain pengunjung PGC sendiri.
"Enggak bagus, sangat tidak bagus. Ini kan tempat alternatif. Kalau begitu lebih baik kita mengendarai motor sendiri dong buang bensin. Daripada naruh motor di sini, bayarnya berapa? Belum bayar transjakarta lagi," kata Andri kepada Kompas.com, di park and ride Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (17/6/2015).
Kalau pun jadi diterapkan, Andri berharap tarif parkir tetap terjangkau bagi masyarakat. Kata dia, jangan sampai diterapkan tarif Rp 2.000 per jam. "Minimal jangan sampai segitu," ujar Andri. [Baca: Mulai Besok, "Park and Ride" Cililitan Tak Lagi Gratis]
Sementara itu, Akbar (19), pengunjung PGC juga mengutarakan hal senada. Ia menolak jika parkir tersebut dikenakan tarif.
"Kalau bayar di sini, mending saya parkir di bawah basement PGC," ujar Akbar. Mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jakarta itu mengatakan, kalau pemerintah ingin menjadikan park and ride agar orang menyambung dengan angkutan umum, dan menanggalkan sepeda motor pribadi di sana, maka seharusnya digratiskan.
"Kalau parkir mahal, orang jadi balik lagi ke kendaraan pribadi-kan. Sebaiknya kebijakan penerapan tarifnya enggak usah diteruskan," ujar Akbar. [Baca: "Park and Ride" Cililitan Bukan di Bawah UP Perparkiran DKI]
Namun, ada pula pengguna park and ride Cililitan yang berpendapat lain. Albert (38), salah satu warga Halim mengatakan, sah-sah saja kalau pemerintah mau menetapkan tarif progresif di sana.
Tidak masalah baginya kalau harus mengeluarkan rupiah. "Namanya parkiran, asal tempatnya nyaman (bayar) enggak masalah. Konsekuensinya kan bayar," ujar Albert.
Kata dia, kebijakan itu tak akan berdampak bagi pengguna kendaraan umum seperti transjakarta. Masyarakat akan tetap memanfaatkan tempat parkir, dan menyambung angkutan umum.
"Saya rasa orang sudah sadar. Saya dulu biasa bawa mobil. Tetapi sekarang daripada capek-capek kena macet mending naik angkutan umum, seperti transjakarta. Sekarang sudah nyaman kok," ujar Albert.
Pantauan Kompas.com, park and ride Cililitan begitu banyak dimanfaatkan pengendara roda dua. Hal ini terlihat dari penuhnya park and ride tersebut.
Di beberapa sudut, sudah terpasang pengumuman bagi pengunjung parkir. Bahwa mulai tanggal 18 Juni dan seterusnya parkir motor park and ride dikenakan tarif progresif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.