Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanalisasi Sepeda Motor, antara Harapan dan Penerapannya...

Kompas.com - 30/06/2015, 11:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam cara dilakukan oleh polisi untuk menekan angka kecelakaan di Jakarta, terutama berkaitan dengan pengendara sepeda motor. Salah satu kebijakan yang akan dilakukan polisi adalah dengan membuat kanalisasi sepeda motor di beberapa ruas jalan.

Kanalisasi merupakan kebijakan yang mengarahkan pengendara sepeda motor untuk berjalan di ruas paling kiri. Upaya kanalisasi dilakukan agar sepeda motor terhindar dari kecelakaan yang melibatkan kendaraan lain, seperti mobil, di tengah jalan.

"Mereka itu kan suka salip-salip sembarang. Kalau mobilnya remnya pakem (tidak masalah). Kalau tidak, kan ketabrak, jadi kecelakaan. Makanya, edukasi kanalisasi itu untuk membiasakan motor agar berjalan di lajur kiri," jelas Kasubdit Pendidikan dan Rekayasa Direktorat Lalu-Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Warsinem, Jakarta, Senin (29/6/2015).

Kanalisasi sudah dilakukan di beberapa ruas jalan, seperti di Cawang, Gatot Soebroto dan di Jalan KH. Mas Mansyur. Belakangan, kebijakan tersebut diterapkan di Jalan Iskandarsyah, Jakarta Selatan. Namun, di beberapa ruas tersebut, kebijakan tersebut belum ditaati secara keseluruhan.

"Jadi memang ini bukan untuk permanen dan sifatnya memang situasional," ucap Warsinem. 

Harus permanen

Pengamat Transportasi Universitas Indonesia Alvinsyah menilai, kebijakan kanalisasi tentu harus bersifat jelas. Kejelasan itu perlu ada, mulai dari aturan hingga penindakan terhadap para pengendara yang melanggar.

"Prinsip dasarnya harus ada kebijakan yang jelas terhadap sepeda motor dan bersifat permanen. Untuk isu kanalisasi menurut saya merupakan salah satu kebijakan operasional bersifat adhoc yang memang harus dilakukan apapun bentuknya untuk meminimalkan resiko kecelakaan. Kebijakan seperti ini bersifat situasional jadi bentuknya bisa berubah sesuai kondisi dan kebutuhan," jelas Alvinsyah saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Selasa (30/6/2015).

Penerapan kanalisasi dinilai bergantung pada perilaku dan komitmen penegak hukum. Melihat pertumbuhan sepeda motor yang semakin pesat kebijakan ini seakan berjalan di tempat. "Saya agak ragu dengan sustainability-nya," ujar Alvinsyah.

Kendala kebijakan yang masih bersifat edukatif ini ada di dua belah pihak. Baik dari polisi atau pun dari pengendara motor. "Karena sepertinya dibutuhkan jumlah SDM polisi yang cukup banyak. Sementara populasi pengendara sepeda motor jauh lebih besar," ujar Alvinsyah.

Namun, Alvinsyah tak menampik jika kebijakan ini bisa jadi bersifat permanen. Itu pun kalau ada efektivitas dalam penerapannya. "Sebagai catatan perlu ada hasil evaluasi efektivitas dari kebijakan kanalisasi yang sudah diterapkan, sebelum diperluas ke tempat lain dan disosialisasikan secara intensif kepada publik," ujar Alvinsyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Joki Tong Setan Pembakar 'Tuyul' Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Joki Tong Setan Pembakar "Tuyul" Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Teganya 'Wedding Organizer' Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Teganya "Wedding Organizer" Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com