"Saya enggak masalah kalau kondisi darurat kayak begini, tetapi minta tolonglah diatur. Kalau lihat di sana antreannya sudah enggak keruan begitu, mau masuk saja kami juga bingung kan," kata Adi (35), penumpang Garuda Indonesia tujuan Semarang, Jawa Tengah, kepada Kompas.com.
Adi memiliki jadwal terbang pukul 14.20 WIB. Meski jadwal terbangnya masih lama, Adi memilih untuk langsung ke konter Garuda Indonesia dan minta penjadwalan ulang penerbangan. Saat tiba di konter pun, Adi kembali bingung karena tidak ada petugas yang mengatur antrean. Penumpang dibiarkan berkerumun di dekat pintu masuk tanpa ada arahan yang jelas.
"Ini petugasnya enggak siap sama sekali. Padahal kami kan bisa diarahkan. Kan bisa pasang tali pembatas kayak di bank gitu loh," ucap Adi.
Penumpang lainnya, Rikwanto (52), seharusnya sudah terbang ke Aceh pada pukul 12.10 WIB. Namun, sampai sekarang, dia belum dapat informasi lebih lanjut. Rikwanto bersama empat temannya terpaksa memutuskan untuk menjadwal ulang penerbangan.
"Pesawat ke Aceh katanya ada nanti pukul 17.00 WIB. Namun, kami belum tahu nih bakal digabung apa enggak. Kalau belum bisa hari ini, terpaksa harus besok, padahal besok sudah harus masuk kerja," ujar Rikwanto.
Penumpang dengan tujuan Solo, Jawa Tengah, Jovie Budiman (46), memilih ikut ke konter Garuda Indonesia mengajukan penjadwalan ulang penerbangan. Dia bersama delapan anggota keluarganya jadi harus mencari tempat penginapan sementara karena ingin mencari penerbangan besok dibanding menunggu ketidakjelasan dari pihak bandara.
"Kami cuma jalan-jalan ke sini. Ini saya urus sendiri saja, soalnya istri sama anak-anak sama saudara sudah ke hotel duluan," aku Jovie.
Petugas di konter Garuda Indonesia, Arliandi, mengungkapkan, penumpang bisa mengajukan pengembalian uang tiket dan penjadwalan ulang untuk penerbangan kapan saja. Adapun uang tiket akan dikembalikan secara penuh atau 100 persen. Semua pengaturan pengembalian uang tiket dan penjadwalan ulang dilakukan secara manual.