Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Keluhkan Ketidaksigapan Petugas Usai Kebakaran di Soekarno-Hatta

Kompas.com - 05/07/2015, 13:20 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Sebagian besar penumpang yang terdampak keterlambatan akibat kebakaran di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (5/7/2015), mengaku bingung. Semua penumpang maskapai Garuda Indonesia itu tidak tahu harus antre di mana dan kapan pesawat mereka berangkat.

Banyak penumpang yang seharusnya sudah terbang, tetapi masih berada di lobi terminal. Terlebih lagi, petugas yang berjaga di lokasi dinilai tidak terlalu siap menghadapi kondisi tersebut.

"Saya enggak masalah kalau kondisi darurat kayak begini, tetapi minta tolonglah diatur. Kalau lihat di sana antreannya sudah enggak keruan begitu, mau masuk saja kami juga bingung kan," kata Adi (35), penumpang Garuda Indonesia tujuan Semarang, Jawa Tengah, kepada Kompas.com.

Adi memiliki jadwal terbang pukul 14.20 WIB. Meski jadwal terbangnya masih lama, Adi memilih untuk langsung ke konter Garuda Indonesia dan minta penjadwalan ulang penerbangan. Saat tiba di konter pun, Adi kembali bingung karena tidak ada petugas yang mengatur antrean. Penumpang dibiarkan berkerumun di dekat pintu masuk tanpa ada arahan yang jelas.

"Ini petugasnya enggak siap sama sekali. Padahal kami kan bisa diarahkan. Kan bisa pasang tali pembatas kayak di bank gitu loh," ucap Adi.

Penumpang lainnya, Rikwanto (52), seharusnya sudah terbang ke Aceh pada pukul 12.10 WIB. Namun, sampai sekarang, dia belum dapat informasi lebih lanjut. Rikwanto bersama empat temannya terpaksa memutuskan untuk menjadwal ulang penerbangan.

"Pesawat ke Aceh katanya ada nanti pukul 17.00 WIB. Namun, kami belum tahu nih bakal digabung apa enggak. Kalau belum bisa hari ini, terpaksa harus besok, padahal besok sudah harus masuk kerja," ujar Rikwanto.

Penumpang dengan tujuan Solo, Jawa Tengah, Jovie Budiman (46), memilih ikut ke konter Garuda Indonesia mengajukan penjadwalan ulang penerbangan. Dia bersama delapan anggota keluarganya jadi harus mencari tempat penginapan sementara karena ingin mencari penerbangan besok dibanding menunggu ketidakjelasan dari pihak bandara.

"Kami cuma jalan-jalan ke sini. Ini saya urus sendiri saja, soalnya istri sama anak-anak sama saudara sudah ke hotel duluan," aku Jovie.

Petugas di konter Garuda Indonesia, Arliandi, mengungkapkan, penumpang bisa mengajukan pengembalian uang tiket dan penjadwalan ulang untuk penerbangan kapan saja. Adapun uang tiket akan dikembalikan secara penuh atau 100 persen. Semua pengaturan pengembalian uang tiket dan penjadwalan ulang dilakukan secara manual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com