Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Minta PT Jakarta Monorail Sadar Diri

Kompas.com - 10/07/2015, 10:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memastikan akan kembali membatalkan proyek transportasi massal berbasis rel monorel oleh PT Jakarta Monorail (JM).

Deputi Gubernur bidang Industri Perdagangan dan Transportasi (Indagtrans) DKI Sutanto Soehodho meminta PT JM untuk sadar diri jika mereka memang tidak laik untuk membangun moda transportasi massal di Jakarta. 

"Mereka itu sebetulnya tidak bisa memenuhi prasyarat yang diajukan Pemprov DKI dan mereka seharusnya tahu diri dong," kata Sutanto, saat dihubungi wartawan, Jumat (10/7/2015).

"Tapi ini kan seperti mereka pergi enggak tahu diri setelah diberi kesempatan menghidupkan lagi proyeknya. Kami enggak mutusin secara sepihak kok, ini kan seperti mau menikah saja, kalau anda enggak cocok sama calon pasangan, masak tetap dipaksain nikah."

Rencananya, hari ini, DKI akan berkirim surat kepada PT JM atas pembatalan kembali proyek gagasan mantan Gubernur DKI Sutiyoso tersebut.

Mantan Wakil Rektor Universitas Indonesia itu menjelaskan, PT JM sudah berulang kali berkirim surat kepada DKI untuk meminta kepastian keberlanjutan pelaksanaan proyek monorel. Namun, Sutanto meminta PT JM untuk sadar diri karena mereka tidak bisa memenuhi satu pun dari 15 syarat yang diberikan DKI untuk membangun monorel.

Persyaratan yang diberikan DKI seperti business plan, jaminan bank 5 persen dari total investasi monorel, serta perpindahan pembangunan depo dari Waduk Setiabudi serta Tanah Abang.

"Sebetulnya dari dulu mereka sadar mereka itu sudah enggak bisa (bangun monorel). Itu yang saya bilang, kasarnya mereka itu enggak tahu diri."

"Kalau mereka sudah merasa enggak mampu ya sudah (tidak usah bangun monorel), tapi mereka puter-puter cari alasan, cari celah terus biar DKI izinkan mereka bangun monorel. Tapi kami harus tetap bersurat dengan bahasa yang baik, di mana mereka tidak bisa memenuhi perjanjian yang sudah ditentukan," kata Sutanto. 

Sutanto kemudian menyoroti permintaan PT JM kepada DKI untuk menyediakan lahan pembangunan depo monorel. Menurut dia, klausul itu merupakan jebakan bagi Pemprov DKI. Sebab, jika DKI menyetujui klausul tersebut, berarti DKI mendukung PT JM membangun monorel.

Lama kelamaan, proyek monorel akan meminta sumbangan subsidi pemerintah. Terlebih, Kemenko Perekonomian sudah memutuskan proyek pembangunan monorel oleh swasta tidak bisa mendapat bantuan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com