Pengerukan itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi datangnya musim hujan di Jakarta. "Semua sungai yang dangkal harus dikeruk secepatnya," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (10/7/2015).
Basuki menegaskan, pengerukan tidak akan dilakukan dengan alat berat milik swasta. Sebab lamanya proses lelang untuk menentukan swasta yang mengeruk sungai menghambat realisasi pekerjaan. Alasan lainnya, kinerja swasta kurang memuaskan dalam proyek pengerukan sungai.
Oleh karena itu ia menginstruksikan Dinas Tata Air untuk swadaya menyediakan alat berat dan mengeruk sungai yang dangkal.
"Pokoknya kami pakai alat berat sendiri. Kecuali sih pengerukan sungai yang termasuk di program JEDI (Jakarta Emergency Dredging Initiative) karena sudah telanjur ada kontrak sama swasta," kata Basuki.
Proyek JEDI merupakan proyek pengerukan 13 sungai yang ada di ibu kota. Pemprov DKI Jakarta mendapatkan pinjaman dari Bank Dunia untuk melakukan pengerukan sungai.
Sungai yang dikeruk adalah Kanal Banjir Barat (KBB), Cakung Drain, Cengkareng Drain, Kali Angke, Kali Cideng, Kali Kamal, Kali Sunter, Kali Tanjungan, Kali Krukut-Kali Cideng-Tanah Sereal, Kali Jelakeng-Kali Pakin-Kali Besar, Kali Ciliwung Gunung Sahari, Sodetan Sentiong Sunter, dan Kali Grogol–Sekretaris.
Selain itu, proyek JEDI juga akan mengeruk lima waduk yakni Waduk Pluit, Waduk Melati, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan, dan Waduk Sunter Timur III.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.