Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pelebaran, Jalan Kalimalang Semrawut

Kompas.com - 10/07/2015, 15:41 WIB
Oleh MADINA NUSRAT dan HARRY SUSILO

JAKARTA, KOMPAS — Tiang-tiang kabel utilitas di Jalan Raya Kalimalang yang melintang di tengah jalan sejak jalan itu dilebarkan sudah mulai dipindahkan ke tepian. Namun, pemindahan itu belum serentak sehingga masih banyak tiang yang melintang di tengah jalan.

Akibatnya, pengguna jalan lagi yang dirugikan. Tak serentaknya pemindahan tiang-tiang kabel utilitas itu menyebabkan penyempitan di beberapa ruas jalan. Sebab, deretan kabel yang sedang dalam proses pemindahan, seperti di ruas Pondok Kelapa, Jakarta Timur, ditutup dengan beton.

Tak hanya menyempit, pada malam hari, sepanjang Jalan Raya Kalimalang yang dilebarkan itu juga minim penerangan. Tanah merah bekas pembongkaran jalan dan tiang pun berserak di permukaan jalan sehingga membahayakan pengendara.

Menurut Pamong, pekerja pemindahan tiang di Jalan Raya Kalimalang, Kamis (9/7), saat ini dia dan beberapa pekerja yang lain sedang memindahkan tiang kabel internet milik PT Fiber Multi Media Indonesia. Ia menyebutkan, setidaknya 15 tiang sudah dipindah dari sekitar 20 lebih tiang yang melintang di jalan itu.

Ia mengatakan, tak semua tiang yang melintang di Jalan Raya Kalimalang itu tiang kabel listrik dan telepon. Selain itu, ada banyak tiang kabel internet yang juga terpasang di sepanjang Jalan Raya Kalimalang.

 "Ada banyak jaringan kabel internet di sepanjang Jalan Raya Kalimalang dan itu berasal dari berbagai perusahaan," jelasnya.

Yusuf (30), warga Bekasi, mengatakan, melintasi Jalan Raya Kalimalang pada jam sibuk sangat menyiksa dirinya. Para pengendara akan selalu terperangkap dalam kemacetan yang lumayan panjang.

Belum lagi jika turun hujan, ruas jalan yang dilebarkan menjadi licin karena permukaan jalan tertutup debu dan tanah merah bekas pembongkaran jalan. "Kalau sudah hujan, hati-hati lewat Jalan Kalimalang. Jika tidak hati-hati bisa terpeleset," katanya.

Utilitas yang masih tersisa di tengah Jalan Kalimalang ini membahayakan pengguna kendaraan, terutama pada malam hari karena minim penerangan. Rambu yang menunjukkan jalan sedang dilebarkan juga masih sedikit dan tidak terlihat pada malam hari.

Penanggung jawab proyek

PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) selaku pelaksana proyek pelebaran Jalan Raya Kalimalang sebelumnya menargetkan dapat memindahkan semua tiang listrik dan telekomunikasi milik PT PLN dan PT Telkom di sepanjang Jalan Raya Kalimalang dari persimpangan Pondok Kelapa hingga perbatasan dengan Kota Bekasi tujuh hari menjelang Lebaran.

Direktur Operasional PT KKDM Purma Yose Rizal menyatakan, proyek pelebaran Jalan Raya Kalimalang tetap akan berlanjut pada masa mudik. Pemindahan utilitas juga tetap dilanjutkan secara bertahap hingga semua proyek pelebaran dari persimpangan Pasar Sumber Artha Sampai Pangkalan Jati, Jatiwaringin, rampung.

Hingga saat ini tak tampak informasi untuk menggunakan jalan alternatif di sepanjang ruas Jalan Raya Kalimalang yang dilebarkan. Padahal, untuk menjangkau Bekasi ada dua alternatif jalan lain. Pertama, Jalan Casablanca yang tembus hingga Pondok Kopi ke arah Bintara, Bekasi. Satu lagi adalah Jalan Perintis Kemerdekaan di Pulogadung.

Selain utilitas yang masih ada di tengah jalan, pengguna kendaraan juga perlu berhati-hati saat melintas di Jalan Kalimalang karena sebagian ruas jalan rusak sebagai imbas dari proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

Jalan yang semula dipersempit karena terdapat pengerjaan fisik dan pemasangan pilar Tol Becakayu saat ini aspalnya tergerus dan bergelombang. Kerusakan jalan terdapat di lajur dari arah Bekasi menuju Jakarta sehingga dapat berbahaya bagi pemudik saat arus balik.

"Saya kalau lewat jalan situ mesti sangat hati-hati. Kalau terlalu kencang bisa jatuh," ucap Tody (30), pengendara sepeda motor yang kerap melintasi Jalan Kalimalang.

-----------------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas siang edisi Kamis, 9 Juli 2015, dengan judul "Setelah Pelebaran, Jalan Kalimalang Semrawut".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com