"Enggak bisa dong hanya keputusan Gubernur. Memang ini pencitraan, kalau diiyain, dilaksanain, juga enggak akan jadi sampai 2017," ujar Taufik ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (13/7/2015). (Baca: Taufik Tuding LRT Jadi Proyek Pencitraan Ahok)
Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI menganggarkan sebesar Rp 500 miliar untuk membangun rel pada koridor I (Kelapa Gading-Kebayoran Lama) pada APBD Perubahan 2015. (Baca: Jangan Sampai LRT Jadi Monorel Kedua)
Menurut Taufik, penggunaan anggaran dalam APBD harus melalui prosedur yang tepat. Apalagi, proyek LRT ini merupakan proyek multiyears, sehingga pengajuannya harus melalui DPRD. "Orang kita minta kajiannya saja gak dikasih," ujar dia. (Baca: Ahok Ingin Bangun Jaringan Rel Kereta Api hingga Tiga Lantai)
Ahok, -demikian Gubernur biasa disapa, telah menunjuk PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya untuk membangun infrastruktur LRT. Kemudian, DKI juga akan mengajukan anggaran sebesar Rp 3 triliun pada KUAPPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara) 2016 untuk pembangunan LRT. (Baca: Apa Saja Perbedaan LRT, MRT, dan KRL?)
Adapun Pemprov DKI berencana membangun LRT di tujuh koridor. Ketujuh koridor itu, yakni Kebayoran Lama-Kelapa Gading (21,6 km), Tanah Abang-Pulo Mas (17,6 km), Joglo-Tanah Abang (11 km), Puri Kembangan-Tanah Abang (9,3 km), Pesing-Kelapa Gading (20,7 km), Pesing-Bandara Soekarno-Hatta (18,5 Km), dan Cempaka Putih-Ancol (10 km). (Baca: Harusnya Pembangunan LRT Tidak Diperdebatkan)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.