Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Pintas Picu Kesadisan

Kompas.com - 23/07/2015, 01:28 WIB

DEPOK, KOMPAS — Tiga pemuda yang merampok dan membunuh jurnalis lepas, Noer Baety Rofiq (44), di Perumahan Bojong Depok Baru (Gaperi), Bojonggede, Bogor, mengindikasikan pelaku kejahatan tidak mengenal belas kasihan. Motif ekonomi dan kepanikan diduga memicu tindakan sadis itu. Sebuah pola kejahatan yang sering terulang.

Kasus itu melibatkan pemuda Bojonggede, yakni S (20), AU (22), DS (25), dan P (20). Yang beraksi ialah S, AU, dan DS, Sabtu (4/7), sedangkan P tidak ikut tetapi ikut mengatur perampokan. Mereka ditahan di Kepolisian Resor Kota Depok.

Hasil pemeriksaan sementara terhadap para tersangka oleh polisi hingga Selasa (21/7), tersangka mengaku tidak merencanakan perampokan atau sekadar ingin mencuri harta benda korban. Namun, saat hari aksi, dugaan mereka meleset. Korban ternyata ada di rumah, memergoki aksi, bahkan melawan.

Perlawanan itu, menurut AU, mendorong mereka mengambil jalan pintas menghabisi korban dengan cara keji. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya luka tusuk dan beberapa patah tulang pada jenazah Baety.

"Kami panik," kata AU dalam jumpa pers seusai penangkapan, Senin (20/7). Kepanikan membuat mereka hilang belas kasihan terhadap Baety. Mereka juga asal mengambil harta benda. Perhiasan pada tubuh korban luput dari perhatian. Mereka memilih mengambil telepon seluler, komputer, dan kamera dari kamar.

"Enggak ngelihat kalau korban pakai perhiasan," kata S. Pengakuan itu agak cocok dengan petunjuk di lokasi kejadian, antara lain jejak kaki dari darah korban yang mengarah ke kamar Baety, jurnalis yang pernah bekerja di KBR 68H, Berita Yudha, Berita Kota, Cakram, dan Akarpadinews.

Menurut Kepala Polresta Depok Komisaris Besar Dwiyono, tindakan tersangka keji. Tindakan itu memenuhi unsur KUHP Pasal 365 tentang Perampokan dan Pasal 338 tentang Pembunuhan dengan ancaman minimal 15 tahun penjara.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho mengatakan, penyidik mempertimbangkan menjerat tersangka dengan Pasal 340 atau pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Spontan

Menanggapi kasus ini, kriminolog UI, Prof Mustopa, mengatakan, para tersangka muda ini kehilangan sistem moral umum karena pendidikan basis yang rusak. "Masalah utama kerusakan sistem moral ini adalah pendidikan basis yang rusak, bukan karena dipicu kemiskinan," ujarnya. Kerusakan itu menguatkan kecenderungan orang mengambil jalan pintas dengan kekerasan.

"Dorongan melakukan kekerasan itu bukan cuma berasal dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga dari video games, film, dan televisi," ujar Mustopa.

Dorongan itu tak lagi terhambat oleh sistem moral yang kuat. "Lama-lama perilaku seperti ini menjadi instingtif," ujarnya.

Mustopa juga melihat adanya faktor mikro berupa kepanikan pelaku sehingga pelaku bertindak membabi buta. "Yang bertindak seperti ini biasanya pemain baru atau pemain muda," ujarnya.

Psikolog Mabes Polri, Komisaris Besar Nur Cahyo, menambahkan, reaksi instingtif-spontan muncul sebagai perlindungan terhadap ego dan naluri untuk menguasai karena tidak siap kalah atau malu.

Menguatnya reaksi ini dimungkinkan karena pola asuh keluarga yang gagal. "Gagal mendidik atau mentransfer nilai moral sehingga menjadi memiliki nilai sendiri," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com