Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengamen Depok yang Lulus Masuk Universitas Indonesia

Kompas.com - 26/07/2015, 15:49 WIB

Pada Kamis pagi, ia sempat memberi tahu kepada salah seorang petugas perempuan bahwa sorenya akan ada pengumuman SNMPTN. Ia menanyakan kepada sang petugas, apakah ia bisa diberi kesempatan untuk menggunakan komputer yang memiliki akses internet.

Dodo ingin tahu apakah ia lolos ujian. Petugas itu mengatakan, Dodo boleh menggunakan salah satu komputer di kantor panti. "Iya pakai saja, di kantor ada kok komputer," ujar perempuan tersebut.

Namun menjelang pukul 17.00 WIB, perempuan itu sudah telanjur pulang sebelum memenuhi janjinya. Dodo juga tidak bisa memanfaatkan akses internet dari handphone-nya untuk melihat hasil SNMPTN karena masalah baterai. Ia akhirnya pasrah.

Lulus masuk UI

Selepas maghrib, sekitar pukul 18.00 WIB, dari grup WhatsApp yang berisi siswa-siswa SMA Master, ia menerima informasi yang menggembirakan.

Salah seorang anggota grup menginformasikan bahwa ada tiga siswa SMA Master yang lolos masuk perguruan tinggi negeri (PTN), salah satunya adalah Dodo. Ia tercatat lolos masuk Program Studi Ilmu Ekonomi Islam.

Tak lama setelah informasi tersebut beredar, ia mendapat panggilan telepon dari temannya sesama lulusan SMA Master yang lolos masuk UI.

Temannya itu memberitahukan informasi yang sama bahwa Dodo lulus ujian. Dodo diajak bertemu, dan bersama-sama mengurus persyaratan sebagai calon mahasiswa UI. Temannya itu belum tahu situasi Dodo, dan terkejut mendengar jawabannya. "Gue masih ditangkap satpol PP nih," ujarnya.

Malam itu juga, Dodo sempat memberitahukan kepala barak soal kesuksesannya itu. Ia bertemu sang kepala barak saat hendak menuju masjid untuk menunaikan ibadah shalat tarawih, dengan niat agar sang kepala barak bisa mempermudah kepulangannya.

"Pak, saya lolos SNMPTN, masuk UI," kata Dodo kepada sang petugas.

Sang kepala barak dengan nada tak acuh hanya menjawab, "Sudah, kamu shalat tarawih saja dulu." Dodo lalu melanjutkan langkahnya ke masjid untuk menunaikan shalat.

Pada Jumat (10/7/2015) siang, Dodo akhirnya dibebaskan setelah dua malam ditahan di panti. Sejumlah guru dari SMA Master, Depok, akhirnya menyambangi Dodo ke panti, dan mengurus segala sesuatu terkait pembebasannya.

Hari itu juga, Dodo mulai mengurus persyaratan untuk masuk kampus. (Nurmulia Rekso Purnomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com