Mereka pun bingung tidak ada gerai yang jelas tempat mendapatkan seragam. "Itu kita disuruh catat di kertas berapa banyak seragam dan ukurannya. Nanti dikumpulkan ke orang yang di tengah-tengah kerumunan itu. Saya saja enggak tahu berapa harga seragamnya. Pada berebut, enggak bisa tanya langsung ke orang itu, itu saja susah banget kasih ke dia gara-gara rebutan," kata Nunu (39), salah seorang pengunjung yang ingin membeli seragam untuk anaknya yang masih SD.
Nunu yang datang bersama enam orang tetangganya juga kecewa dengan pengelolaan Jakbook & Edu Fair yang tidak nyaman. [Baca: Ini Alasan Gangguan Transaksi E-money Bank DKI di Jakbook]
Menurut Nunu, gelaran tersebut lebih mirip pasar kaget karena banyak yang berebut dalam mendapatkan sebuah barang.
"Seharusnya ada petugas yang mengatur jalurnya, atau ini tempat acaranya dibikin di tempat yang lebih besar. Yang datang kan se Jakarta," ujarnya.
Dari amatan Kompas.com, sejumlah area Jakbook tampak penuh sesak. Aksi dorong beberapa kali terjadi karena akses ke sejumlah gerai tertahan karena menumpuknya pengunjung yang ingin berbelanja di salah satu gerai. [Baca: Kecewa dengan Jakbook Fair, Ahok Berencana Lakukan Ini]
Sejumlah pengunjung yang duduk di pinggir-pinggir gerai juga membuat pengunjung lain tidak leluasa berjalan mencari gerai perlengkapan sekolah yang dibutuhkannya.
Sisi, salah satu pengunjung yang datang dari daerah Utan Kayu juga merasa tak nyaman di Jakbook & Edu Fair. Selain karena sangat padat, beberapa gerai juga tidak mencantumkan harga produk mereka.
Petugas yang ada di gerai tersebut juga tak sebanding dengan pengunjung yang mampir. "Semuanya jadi menerka-nerka, mau tanya harus menerobos kerumunan orang dulu. Mau beli antreannya panjang. Mau bayar antreannya lebih panjang, itu saja tadi masa ada yang bilang kalau pesan baju seragam sekarang baru bisa ambil besok," kata Sisi.
Sementara itu, pihak Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) meminta maaf atas gelaran Jakbook & Edu Fair 2015 yang belum berjalan maksimal.
Sebab, persiapan untuk gelaran tersebut juga terkendala waktu. "Sebenarnya kami sudah akan menggelar di Istora Senayan seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi karena pencairan KJP masih terkendala waktu itu, jadi kami akhirnya memilih menggelarnya di sini. Tetapi kami meminta maaf dan tetap berkomitmen untuk melakukan yang terbaik," kata Efrizal Sinaro, Ketua IKAPI DKI Jakarta saat sesi konferensi pers Jakbook di Plaza Timur Senayan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.