Jadi kuli
Pada tahun 2012, hubungan baik ayah Dodo dan perusahaan yang mempekerjakannya tidak berlanjut. Sang ayah kemudian mengadu nasib ke Kota Padang, Sumatera Barat, dengan membawa kedua anak laki-lakinya itu.
Di kota tersebut, Dodo ikut membantu keuangan keluarga dengan bekerja serabutan, mulai dari berdagang kue hingga menjadi kuli bangunan.
"Saya sempat jadi kuli bangunan di Padang, waktu itu bayarannya lumayan, Rp 100.000 per hari," kata Dodo.
Lagi-lagi nasib membawa keluarga tersebut hijrah. Dari Kota Padang, mereka lalu pindah ke Kota Bogor, Jawa Barat, pada tahun 2014. Di sana, Dodo kembali mengamen.
Di Bogor, ia sempat membaca artikel soal sekolah master pada sebuah koran bekas. Dari tulisan itu, ia mengetahui bahwa ia masih bisa melanjutkan pendidikannya.
Ia kemudian meminta sang ayah untuk mengantarnya ke sekolah yang lokasinya bersebelahan dengan Terminal Depok itu. Pada tahun 2014, ia mulai melanjutkan sekolahnya, langsung ke kelas III SMA, walau sebelumnya ia belum pernah mengenyam pendidikan tingkat atas.
"Setahu saya boleh, ada peraturan yang baru, jadi bisa langsung kelas III SMA," ujar Dodo. (Baca: Cerita Pengamen Depok yang Lulus Masuk Universitas Indonesia)
(Nurmulia Rekso Purnomo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.