Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2015, 09:44 WIB
|
EditorAna Shofiana Syatiri
Fabian Januarius Kuwado Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri untuk memberi keterangan terkait kasus anggaran siluman pengadaan UPS, Rabu (29/7/2015).

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku siap memenuhi panggilan DPRD DKI jika memang sesuai prosedur yang berlaku. Namun, Basuki tak habis pikir jika pemanggilannya terkait kasus korupsi yang terjadi di pemerintahannya, seperti kasus pengadaan uninterruptible power supply (UPS). 

"Kalau soal (pengadaan) UPS, ya saya ketawa saja kalau DPRD panggil saya. Sebelum kami membuat atau merevisi APBD kan harus ada nota kesepahaman antara Gubernur dengan DPRD."

"Nah, untuk kasus UPS, di dalam nota kesepahaman kan sudah saya coret di APBD 2014 awal, saya ganti Kepala Dinas Pendidikannya dengan Pak Lasro dan dia mencoret anggaran siluman di SKPD itu sampai Rp 3,4 triliun," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (31/7/2015). 

Kemudian, Pemprov DKI mulai menyusun APBD Perubahan 2014. Sebelum pengesahan APBD-P 2014, ada nota kesepahaman atau MoU Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUAPPAS) antara Sekretaris Daerah dengan Ketua DPRD DKI saat itu, Ferrial Sofyan.

Pada KUAPPAS APBD-P 2014 itu disebutkan program-program prioritas Pemprov DKI. Pertama, terkait kebersihan dan lingkungan dengan membeli alat berat serta truk sampah. Kedua, peningkatan transportasi dengan pemberian public service obligation (PSO) kepada PT Transjakarta.

"Kemudian ada (pengadaan UPS) enggak di anggaran Dinas Pendidikan? Enggak ada. Makanya anggaran itu tiba-tiba muncul, jadi program unggulan dari mana? Program unggulan pendidikan itu rehabilitasi 47 persen sekolah yang sudah hancur. Dari mana coba UPS masuk?" kata Basuki lagi. 

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana akan menjadi inisiator pemanggilan Basuki oleh DPRD. Hal ini disebabkan atas terkuaknya berbagai kasus korupsi di masa pemerintahan Basuki.

Lulung mengacu pada dua kasus korupsi yang sedang ditangani oleh Badan Reserse Kriminal Polri saat ini, yaitu kasus pengadaan alat UPS dan kasus pengadaan printer dan scanner atau pemindai.

"Ini sekarang kami akan rapat. Pokoknya secepatnya akan kami panggil," ujar Lulung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Si Kembar Bawa Kabur Mobil Rental Sejak 6 Bulan Lalu

Si Kembar Bawa Kabur Mobil Rental Sejak 6 Bulan Lalu

Megapolitan
Kawasan Industri di Wilayah Penyangga Perburuk Kualitas Udara Jakarta

Kawasan Industri di Wilayah Penyangga Perburuk Kualitas Udara Jakarta

Megapolitan
Berdiri Saat Luhut Berbicara dalam Sidang, Fatia Ditegur Hakim

Berdiri Saat Luhut Berbicara dalam Sidang, Fatia Ditegur Hakim

Megapolitan
Ragam Kejahatan Duo Rihana-Rihani, Terlibat Penipuan “Preorder” Iphone dan Penggelapan Mobil Rental

Ragam Kejahatan Duo Rihana-Rihani, Terlibat Penipuan “Preorder” Iphone dan Penggelapan Mobil Rental

Megapolitan
Bus Transjakarta Layani Bandara Soekarno-Hatta, Heru Budi: Untuk Karyawan Pulang Malam

Bus Transjakarta Layani Bandara Soekarno-Hatta, Heru Budi: Untuk Karyawan Pulang Malam

Megapolitan
Pemkab Bekasi Akan Bangun Masjid di Dekat Gereja Ibu Teresa

Pemkab Bekasi Akan Bangun Masjid di Dekat Gereja Ibu Teresa

Megapolitan
Luhut Mengaku Pernah Minta Dimediasi dengan Haris Azhar-Fatia: Meski Jengkel, Saya Ingin Adil

Luhut Mengaku Pernah Minta Dimediasi dengan Haris Azhar-Fatia: Meski Jengkel, Saya Ingin Adil

Megapolitan
Ingin Bertemu Keluarga Korban yang Dibunuh, Rudolf Tobing: Mau Minta Maaf Personal

Ingin Bertemu Keluarga Korban yang Dibunuh, Rudolf Tobing: Mau Minta Maaf Personal

Megapolitan
Krisis Air Bersih di Rawa Badak Utara, Warga Sampai Beli Air ke Kelurahan Lain

Krisis Air Bersih di Rawa Badak Utara, Warga Sampai Beli Air ke Kelurahan Lain

Megapolitan
Janji Luhut Tak Berbisnis Selama Jadi Pejabat Negara, “Tidak Ada Waktu untuk Itu”

Janji Luhut Tak Berbisnis Selama Jadi Pejabat Negara, “Tidak Ada Waktu untuk Itu”

Megapolitan
Berbobot 300 Kg, Pria Obesitas Dievakuasi ke RSUD Tangerang Pakai 'Forklift'

Berbobot 300 Kg, Pria Obesitas Dievakuasi ke RSUD Tangerang Pakai "Forklift"

Megapolitan
Puluhan iPhone Tak Kunjung di Tangan, Korban 'Si Kembar' Trauma

Puluhan iPhone Tak Kunjung di Tangan, Korban 'Si Kembar' Trauma

Megapolitan
Di Bawah Sumpah, Luhut Sebut Haris Azhar Pernah Minta Saham Freeport

Di Bawah Sumpah, Luhut Sebut Haris Azhar Pernah Minta Saham Freeport

Megapolitan
Pemprov DKI Akui Kualitas Udara Jakarta Memburuk Beberapa Waktu Terakhir

Pemprov DKI Akui Kualitas Udara Jakarta Memburuk Beberapa Waktu Terakhir

Megapolitan
Ini Jawaban Luhut Saat Kuasa Hukum Haris-Fatia Tanya soal Rangkap 15 Jabatan

Ini Jawaban Luhut Saat Kuasa Hukum Haris-Fatia Tanya soal Rangkap 15 Jabatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com