Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Masa Kamu Mau Drama Kampung Pulo Terus Terulang?

Kompas.com - 05/08/2015, 08:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan warga Kampung Pulo tidak bisa menunjukkan sertifikat lahan kepemilikan mereka. Padahal, lanjut dia, warga Kampung Pulo sepakat dengan penawarannya.

Adapun penawaran Basuki adalah DKI membeli lahan milik warga Kampung Pulo, 1,5 kali luas tanah dan dijadikan rumah susun (rusun). Warga Kampung Pulo bisa memiliki beberapa unit rusun di sana dan disewakan ke pihak ketiga. Namun dengan syarat, lahan yang dijual ke DKI dilengkapi dengan sertifikat kepemilikan lahan. 

"Kami lihat dan temukan ada warga yang bilang punya surat. Namun surat jual beli, tahu enggak apa? Surat jual beli membeli bangunan di atas lahan negara. Saya bilang sama ormas Ciliwung Merdeka, kalau begini, berarti memperkokoh pernyataan kalau tanah ini (Kampung Pulo) milik kami," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/8/2015). 

Basuki menemukan 527 bidang tanah di Kampung Pulo tidak bersertifikat. Sehingga, ia akan tetap menggusur tanah tersebut untuk menormalisasi Kali Ciliwung. Selain itu, Basuki menegaskan, tidak akan memberi uang kerahiman kepada warga Kampung Pulo.

Menurut Basuki, ada peraturan yang menyebutkan, uang kerahiman tidak dapat diberikan sebelum pemerintah membebaskan lahan hingga 70 persen.

Warga Kampung Pulo ini akan dipindahkan ke Rusunawa Jatinegara Barat, yang terletak di dalam kompleks Suku Dinas Teknis Jakarta Timur.

"Beberapa (warga) sudah mau (direlokasi ke rusun). Beberapa warga enggak mau (direlokasi) dan berharap dapat uang kerahiman. Saya bilang, saya enggak mau lagi kasih uang kerahiman, mau tidak mau anda saya gusur," kata Basuki. 

Meski demikian, Basuki mengaku penawarannya kepada warga Kampung Pulo masih berlaku. Jika memang ada warga yang bisa membuktikan bahwa mereka memiliki sertifikat lahan kepemilikan.

Menurut Basuki, penawaran ini adalah penawaran terbaik kepada warga Kampung Pulo. Mengingat normalisasi kali Ciliwung harus terus dilakukan agar kawasan tersebut tidak selalu terendam banjir.

"Kalau ada warga yang mau kerja sama dengan saya, ya sesuai penawaran yang tadi. Jika kamu punya lahan sertifikat 100 meter kan dikali tuh 1,5 jadinya 150 meter, jika satu unit rusun ukuran 30 meter maka kamu punya 5 unit rusun dengan sertifikat milik nama kamu semua."

"Ya sudahlah, masa kamu mau setiap tahun drama Kampung Pulo terus terulang," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com