Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sarankan Presiden Buka Keran Impor Daging Sapi untuk Operasi Pasar

Kompas.com - 10/08/2015, 16:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyarankan Presiden Joko Widodo membuka keran impor daging sapi khusus untuk operasi pasar.

Berdasarkan hukum dagang, jika permintaan lebih tinggi dibanding penawaran, harganya akan naik. Sebab, di sisi lain, Indonesia belum mampu swasembada daging. 

"Pertanyaan saya, lokal ada sapi enggak? Sapi lokal pun belum tentu kami jual. Kalau sapi di rumah saya, Anda hitung, dikira bisa dipotong. Kalau saya enggak mau jual, itu kan jadi masalah. Saya sendiri punya sapi, jujur saja, kalau nanti disensus, sapi saya masuk, padahal saya enggak mau potong itu sapi, kan jadi masalah," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (10/8/2015). 

"Saya kira mesti jelas. Itu saja saran saya, harus buka keran impor khusus untuk operasi pasar. Jadi, kami sudah tentuin harga mana yang wajar," kata Basuki melanjutkan. 

Di dalam rapat pimpinan (rapim) yang digelar Senin pagi tadi, Basuki mengaku telah menginstruksikan PD Dharmajaya untuk mengajukan surat hak impor daging sapi. Nantinya, daging itu akan dipotong dan dijual di pasar-pasar di Ibu Kota dengan harga operasi pasar.

Konsumen pun harus membeli daging sapi tersebut dengan transaksi non-tunai. Apabila stok daging sapi yang dimiliki oleh pemerintah cukup untuk memenuhi kebutuhan warga, kata Basuki, operasi pasar akan terus digelar.

"Kalau ini kan stok daging sapi memang tidak cukup sehingga hukum pasar terjadi," kata Basuki. 

Basuki mengaku tidak khawatir atas aksi mogoknya pedagang sapi di pasar-pasar di Jakarta. Sebab, hal itu akan memengaruhi pendapatan yang mereka peroleh.

"Kalau memang mereka mogok jualan dan enggak ada yang mau beli, gimana? Daya beli orang jadi kurang. Sekarang orang-orang juga bisa substitusi, kalau enggak bisa makan daging, bisa makan ayam atau ikan," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com