"Kami harap siapa pun yang berani ada pelanggan yang pakai (narkoba), mau bawa (narkoba) sendiri atau bagaimana, tertangkap dua kali langsung sikat dan tutup tempat itu. Tidak boleh lagi buka tempat usaha sejenis, saya harap (diskotek) bisa ditutup 10 atau sampai 20 (diskotek)," kata Basuki, di Balai Kota.
Menurut Ahok, sapaan Basuki, penutupan serta pemberhentian operasional diskotek ini seperti menyembelih ketek (monyet). (Baca: Lantik Kepala BNN DKI, Ahok Harap Lebih Banyak Diskotek Ditutup)
Analogi "menyembelih ketek" ini, kata Basuki, seperti jika di sebuah kampung didatangi segerombolan monyet yang gemar mencuri. Hal itu tidak bisa ditanggulangi jika hanya menangkap satu monyet.
Sebab, monyet-monyet lain akan berdatangan. Untuk membuat semua monyet jera, satu ekor harus ditangkap. Kemudian, seekor monyet yang tertangkap itu disembelih dan digantung.
"Kita harus berani tutup (diskotek) teruslah, Pak. Semoga kerja sama kami ke depannya lebih erat, Pak," kata Basuki.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bersama BNN Provinsi DKI Jakarta dan Bareskrim Mabes Polri di bawah kepemimpinan Komisaris Jenderal Suhardi Alius telah menutup Diskotek Stadium, Jakarta Barat, pada Mei 2014 lalu.
Penutupan Stadium dilakukan karena maraknya peredaran narkoba di diskotek tersebut. Saat itu kepolisian menggeledah Stadium setelah kematian anggota Polres Minahasa Utara, Bripka JVG, akibat overdosis di diskotek tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.