Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Akan Terjadi jika Indonesia Terus-terusan Jadi Lokasi Penipuan WNA?

Kompas.com - 20/08/2015, 19:44 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polda Metro Jaya mengaku serius menangani persoalan warga negara asing yang melakukan penipuan di Indonesia. Sebab, jika dibiarkan terus-menerus terjadi, Indonesia bisa memiliki predikat buruk di mata internasional.

Diketahui, hari ini, Kamis (20/8/2015), Polda Metro Jaya kembali menangkap puluhan warga negara asing yang melakukan penipuan di Indonesia. Kali ini, sebanyak 91 warga negara asal Taiwan dan Tiongkok digerebek di tiga rumah mewah di Jakarta.

Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, penipuan oleh WNA yang terjadi di Indonesia artinya membuat negara ini sebagai tempat terjadinya kejahatan.

Maka, Indonesia bisa saja masuk dalam daftar hitam (blacklist) negara-negara di dunia. "Apabila terus-terusan terjadi, kita bisa menjadi blacklist bagi negara-negara lain," kata Krishna di salah satu lokasi pengerebekan di Jalan Adhyaksa Nomor 20, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis sore.

Sebagai informasi, kasus penipuan via telepon yang dilakukan para WNA Taiwan dan Tiongkok yang terungkap di rumah mewah bukan terjadi kali ini saja. (Baca: Lagi, WN Taiwan dan Tiongkok Digerebek di Rumah Mewah di Jakarta)

Polda Metro Jaya sudah mengungkap kasus serupa sebanyak tujuh kali. Krishna mengatakan, kasus ini biasanya diawali dengan perdagangan manusia.

Awalnya, para WN Taiwan dan Tiongkok ditawari pekerjaan tertentu sehingga mereka menyetujui untuk dikirim ke Indonesia.

Namun, di sini jutsru mereka diajarkan cara-cara untuk menipu. Penipuan tersebut dilakukan secara online maupun dengan sambungan telepon.

Korbannya berasal dari negara para WNA. Karena itu, Polda Metro Jaya bekerja sama dengan kepolisian Interpol dan kepolisian negara asal WNA untuk mencegah kasus ini terulang kembali.

Salah satunya ialah dengan mencekal orang-orang yang telah tercatat melakukan penipuan. Menurut Krishna, selama penegakan hukum masih lemah, Indonesia masih akan menjadi sasaran lokasi penipuan lintas negara.

"Kami berharap pada orang-orang ini yang mempunyai paspor, baik China maupun Taiwan, kemudian dilakukan pencekalan sehingga kemudian hari tidak terulang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com